Alfred Thayer Mahan yang hidup di tahun 1800-an, seorang Laksamana Laut US Navy, ahli geostrategic dan sejarawan terkenal, mengatakan bahwa konsep dari kekuatan laut atau “sea-power” adalah “Base on the idea that countries with greater naval power will have greater world wide impact”.
Jadi kita harus melihat kepada sejarah terlebih dahulu sebelum kemudian menentukan akan kemana kita pergi.
Sejarawan Inggris terkenal, bernama Peter Carey, saat merayakan hari ulang tahun Pangeran Diponegoro ke 228, pada 11 November 2013 meluncurkan buku tentang Pangeran Diponegoro yang diberi judul “Takdir”.
Di dalam buku yang setebal ratusan halaman itu ada tulisan menarik tentang Indonesia. Tulisan yang merefleksikan kekecewaan dirinya (Peter Carey) terhadap sikap orang Indonesia terhadap sejarahnya sendiri.
Berikut ini adalah sepotong kutipannya “Tanpa cinta dan penghargaan pada sejarah mereka sendiri, Indonesia akan terpecah dan orang-orang Indonesia akan hidup terkutuk selamanya di pinggiran dunia yang meng-global tanpa tahu siapa diri mereka sebenarnya dan akan kemana mereka pergi”
Dasar filosofis tentang Pertahanan Keamanan Negara
Dalam membahas tentang sektor pertahanan keamanan negara, untuk memudahkannya adalah melihat kepada dasar pemikiran dari upaya mengamankan sebuah rumah.
Karena prinsip dari sebuah upaya pengamanan adalah selalu bersandar pada upaya mencegah dari pada menanggulangi karena sudah terlanjur terjadi.
Upaya pengamanan rumah akan selalu berorientasi dan fokus kepada usaha mencegah maling masuk dan bukan mengupayakan untuk memiliki kemampuan mengejar-ngejar maling yang sudah terlanjur masuk rumah.
Itu sebabnya, maka kebanyakan atau bahkan hampir semua rumah membangun pagar di sepanjang garis batas tanah yang dikuasainya, dalam upaya mencegah maling masuk.