Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Airlangga Pribadi Kusman
Dosen Universitas Airlangga

Pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga  

Associate Director Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC)  

 

Zaman Ketika Pemuda Mengguncang Dunia

Kompas.com - 29/02/2016, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Kesadaran politik kolektif kaum muda di seluruh dunia tumbuh ketika mereka menyaksikan begitu dalamnya pemiskinan struktural di sekitarnya, begitu kuatnya konsentrasi kekuasaan dan kekayaan terpusat di antara segelintir orang kaya berpengaruh dan berkuasa, dan begitu terbatasnya kesempatan-kesempatan sosial yang terbuka dalam sistem ekonomi-politik yang sedang mengalami pendalaman krisis global.

Kondisi ketidakamanan ekonomi (insecurity economics) adalah landasan material dari gugatan mereka.

Kondisi ketika mereka menyaksikan biaya masuk mereka untuk belajar di universitas semakin tinggi, rumah-rumah untuk mereka bisa tinggal dengan nyaman bersama keluarga semakin tak terjangkau, daya beli mereka turun karena upah yang mereka terima tidak sesuai dengan kenaikan bahan-bahan pokok yang harus mereka beli, institusi-institusi keuangan perbankan lebih memberikan fasilitas kepada orang-orang terkaya daripada kredit lunak bagi usaha mereka.

Berkah Internet

Selain problem struktural seperti diatas, keberhasilan mereka untuk sadar, bangkit, bersuara dan berhimpun juga terfasilitasi oleh perkembangan tekhnologi informasi dan perkembangan internet yang memungkinkan mereka berdialog satu sama lain diberbagai tempat di penjuru dunia.

Derasnya gelombang informasi dan intensitas ruang publik didunia maya memungkinkan mereka untuk menyaksikan kuliah-kuliah progresif dari figur seperti Slavoj Zizek, Terry Eagleton dan David Harvey yang mencerahkan.

Panggung ruang publik di social media memfasilitasi mereka untuk mengartikulasikan gagasannya mulai dari status sampai artikel panjang yang memberi peluang untuk dibaca para netizen, tidak saja dinegerinya namun juga seluruh dunia.

Dengan fasilitas pembentukan grup-grup sosial, para kaum muda mendapatkan kesempatan untuk membangun komunitas dan organisasi sebagai jalan awal untuk bergerak dan menggugat keadaan.

Tentu kita masih ingat thesis mendiang Benedict Anderson (1982) dalam Imagined Community menjelaskan bahwa kebangkitan nasionalisme pada awal abad ke-20 terutama di negeri-negeri terjajah terfasilitasi oleh tumbuhnya kapitalisme cetak, organisasi modern, pembangunan jalan-jalan sebagai sarana transportasi yang mempertemukan kaum muda terdidik.

Pada fajar abad ke-21, adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi multimedia yang memungkinkan hadirnya politik progresif yang diusung oleh kaum muda seluruh dunia.

Namun demikian meskipun perkembangan teknologi informasi dan internet sangat mempengaruhi pergerakan kaum muda, apa yang tengah terjadi saat ini bukanlah sekedar manifestasi revolusi social network dan komunikasi.

Realitas yang lebih mendasar dari  politik kaum muda saat ini adalah berlangsungnya pembentukan perhimpunan kolektif dari hubungan sosial baru untuk menciptakan ruang-ruang teritori baru bagi perubahan yang berkarakter egalitarianisme.

Karakter Egalitarianisme

Karakter politik kaum muda baru ini hadir dengan prinsip equality (kesetaraan) dan berdimensi horisontal untuk menggugat kekuasaan asimetris dan hierarkhis yang menjadi karakter dominan dari kekuasaan yang tumbuh dari ruang-ruang demokrasi formal dan partai politik.

Artikulasi politik yang dikedepankan oleh anak-anak muda ini hadir untuk menggugat dominasi kekuasaan yang mapan dan memanifes dalam bentuk kekuasaan berbasis kekayaan, agama, penguasaan atas institusi publik, maupun dominasi kekuasaan budaya yang membentuk kontrol atas tubuh dan orientasi seksual.

Mereka kaum muda berjuang memproduksi gagasan melalui banyak bentuk tidak saja melalui artikel, namun juga komik yang segar, meme yang tajam dan jenaka, film-film kreatif yang menggugah, lagu yang menyemangati dan berbagai artikulasi seni dan budaya lainnya.

Di tengah pekatnya watak kekuasaan yang semakin lama semakin serakah, setidaknya kita melihat secercah harapan dan cahaya ditengah kegelapan.

Memang ini adalah perjuangan yang sulit, namun kembali seperti pernah disampaikan oleh Bung Karno bahwa ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang digembleng setiap hari oleh keadaan, digembleng meski hampir hancur lebur namun bangkit kembali”.     

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com