Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Istiqlal, Kemerdekaan...

Kompas.com - 22/02/2016, 16:26 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengulik Masjid Istiqlal, seakan tak pernah kehabisan cerita. Masjid yang terletak di jantung Ibu Kota ini memang punya segudang kisah.

Salah satunya diungkapkan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), Muhammad Muzammil Basyuni.

Ia mengatakan, nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab, Al Istiqlal yang artinya kemerdekaan.

Pembangunan Istiqlal, kisah Muzammil, merupakan upaya dan manifestasi ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia yang merupakan anugerah dari Tuhan.

"Begitu Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Indonesia pada tahun 1949, pada 1950 tercetus gagasan untuk membangun Masjid Al-Istiqlal," kata Muzammil, saat ditemui Kompas.com, pekan lalu.

Antusiasme Soekarno

Presiden pertama RI, Ir Soekarno saat itu menyambut antusias rencana pembangunan masjid ini.

Antusiasme tersebut ditunjukkannya saat H. Anwar Cokroaminoto selaku Ketua Panitia Pembangunan menyampaikan gagasan pembangunan Masjid Istiqlal kepadanya.

Tak hanya antusias, Bung Karno pun langsung bertindak menjadi Kepala Bagian Teknik Pembangunan sekaligus ketua dewan juri sayembara maket Istiqlal.

Pada 1955, diadakan sayembara membuat gambar dan maket pembangunan Masjid Istiqlal yang diikuti 30 peserta.

Dari jumlah tersebut, hanya 27 peserta yang menyerahkan gambar dan hanya 22 peserta yang karyanya memenuhi persyaratan lomba.

Setelah dewan juri melakukan evaluasi, terpilih lima besar pemenang hingga akhirnya karya Friedrich Silaban yang digunakan.

Pemancangan tiang pertama pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan pada 1961. Dibangun selama 17 tahun, Istiqlal selesai pada 22 Februari 1978 dan diresmikan oleh Presiden kedua RI, Soeharto.

Biaya pembangunan masjid ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 7 miliar.

Kebanggaan

Kini, Istiqlal pun menjadi ikon kebanggaan warga Ibu Kota, bahkan seluruh Indonesia. Masjid terbesar ketiga di dunia ini sempat menjadi landmark Jakarta pada tahun medio 1980-1990an, ketika bandara internasional masih bertempat di Kemayoran.

"Jadi, orang luar kota dari daerah-daerah, saat ke Jakarta yang pertama kali dilihat adalah Menara Istiqlal," ujar Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam.

Saat ini, pengurus Masjid Istiqlal juga berusaha menjadikannya sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial.

"Seperti bangga dengan Gelora Bung Karno (GBK), Monumen Nasional (Monas). Warga DKI juga bangga punya masjid terbesar di Asia Tenggara bahkan terbesar ketiga di dunia," kata Abu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com