Peristiwa itu terjadi pada Selasa (9/2/2016) lalu.
"Kepada anggota kami yang gugur, Kapolri telah menaikkan pangkatnya, Brigadir menjadi Brigadir Kepala," uar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Agus Rianto di kantornya, Kamis (11/2/2016).
Jenazah Wahyudi, lanjut Agus, rencananya dibawa ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.
Proses pemakaman akan dilakukan dengan upacara khusus dari kepolisian.
Agus menambahkan, Wahyudi meninggalkan seorang istri dan seorang putra yang masih kecil.
"Mari kita bersama-sama berdoa agar arwah dia diterima di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan pun diberi ketabahan. Ini kabar duka yang sangat melukai hati semua, terutama Polri," ujar Agus.
Santoso belum tertangkap
Tewasnya Wahyudin kembali menyadarkan publik dan Polri khususnya bahwa kelompok Santoso di wilayah Poso masih eksis, aktif, dan berbahaya.
Padahal, Polri dan TNI sudah dua kali menggelar rangkaian operasi, yaitu Camar Maleo dan Tinombala, demi menemukan Santoso dan jejaringnya.
Agus mengatakan, Polri menyadari bahwa hal it menjadi pertanyaan publik.
"Masyarakat pasti penasaran, kok mengejar satu orang, sekian minggu, sekian bulan dan dengan ribuan pasukan, kenapa belum-belum juga ditemukan," ujar Agus.
"Pencarian, pengejaran di wilayah Sulteng, di Poso terutama, tidak jauh berbeda dengan di Papua. Ada hutan belantara dan pegunungan," lanjut dia.
Kondisi medan menjadi alasan kenapa aparat sulit menembus jarak dengan Santoso. Polri berharap peran serta masyarakat lokal untuk turut mencari dan mengejar Santoso agar hasilnya optimal.
Kronologi
Diberitakan, terjadi baku tembak antara personel Brimob Sanginora, Poso, dengan para terduga teroris terjadi pada Selasa siang.
Awalnya, personel Brimob tengah melakukan razia kendaraan bermotor di jalan raya antara Nepu dengan Poso sekitar pukul 10.25 WITA.
Kemudian, mobil Kijang pick up hitam dengan nomor polisi DD8547QP melintas dari arah Napu ke Poso.
Saat mobil mendekati pos pemeriksaan, beberapa Brimob mendekati mobil untuk sweeping. Tiba-tiba, seorang pelaku yang duduk di samping sopir menodongkan senjata api laras pendek kepada salah seorang personel Brimob yang mendekat, yakni bernama Brigadir Wahyudi Syaputra.
Pelaku melepaskan satu tembakan mengenai dagunya hingga Wahyudi meninggal dunia.
Melihat peristiwa itu, personel Brimob yang lain sontak memberondong tembakan ke arah mobil tersebut. Baku tembak pun tidak dapat terhindarkan.
Dua orang pelaku tewas akibat baku tembak itu, sementara tiga lainnya melarikan diri dengan meninggalkan mobil.
Di dalam mobil yang ditinggalkan pelaku, polisi menemukan sepucuk senjata api jenis revolver dan beberapa karung beras dan bahan makanan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.