Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Korban Teror Thamrin Alami Gangguan Psikologis

Kompas.com - 25/01/2016, 14:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Korban luka akibat teror bom dan penembakan di dekat kawasan sekitar Sarinah pada 14 Januari 2016 lalu mengalami trauma psikologis.

Saat ini, mereka didampingi tim psikiater dan psikolog dari Pusat Kedokteran Kesehatan (Pusdokkes) Polri untuk penyembuhan.

"Dari 27 korban luka bom Thamrin, ada lima orang yang mengalami gangguan psikologis. Satu di antaranya kondisinya cukup parah," ujar Sekretaris Pusdokkes Polri Kombes Budiono di Kompleks Mabes Polri pada Senin (25/1/2016).

Budiono melanjutkan, gangguan psikologis pada lima orang itu tampak pada perilaku sehari-hari. Misalnya, terjadi perubahan sikap dari periang menjadi pemurung dan pendiam.

Selain itu, korban juga mengalami gangguan tidur, menjadi malas bekerja, ketakutan berlebihan terhadap orang yang mengenakan seragam polisi, hingga tidak dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan benar.

Dari lima korban tersebut, empat di antaranya telah didampingi tim psikolog Pusdokkes Polri untuk proses penyembuhan.

Adapun satu orang lainnya telah dirujuk ke ahli jiwa karena tingkat gangguan psikologisnya masuk kategori parah.

"Tim psikolog dan psikiater akan mengunjungi mereka sesuai jadwal. Tim melakukan konseling, mulai dari tindakan wawancara agar mereka bisa menerima apa yang terjadi hingga pemberian obat," ujar Budiono.

Konseling juga dilakukan terhadap keluarga dekat korban. Tujuannya agar keluarga dekat memperlakukan korban dengan tepat sehingga kondisi psikologisnya dapat kembali membaik.

"Kami mengarahkan keluarga dekat harus bisa welcome kepada korban dan memberikan motivasi. Intinya, lingkungan harus dukung, jangan cuek. Justru ini salah satu kunci dari lama atau cepatnya waktu kesembuhan korban," ujar Budiono.

Meski saat ini terdeteksi hanya lima korban, Budiono mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan korban lain akan mengalami hal serupa pada waktu mendatang.

Biasanya, jika dalam satu bulan setelah peristiwa korban tidak mengalami gejala gangguan psikologis, artinya dia sudah dapat mengatasi kendala dalam dirinya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com