BENGKULU, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, paham radikal dan terorisme merupakan musuh bersama, pemerintah maupun rakyat. Gerakan radikal dan terorisme mengancam keutuhan bangsa.
"Kita harus bisa menentukan sikap, siapa lawan dan siapa kawan," kata Tjahjo saat peresmian gedung Satpol PP Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Kamis (21/1/2016), seperti dikutip Antara.
Menurut dia, tidak ada sikap netral dalam menyikapi ancaman paham radikal dan terorisme.
"Kita harus lawan. Kalau netral masuk neraka jahanam," katanya.
Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja juga diminta untuk lebih awas agar jaringan terorisme tidak berkembang di daerah. (baca: Cegah Radikalisme, Mendagri Instruksikan Pemda Data Para Pendatang)
"Satpol PP punya peran, mendeteksi dini. Kalau penanganganan harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian, TNI dan BIN," ucapnya.
Jangan sampai, kata Tjahjo, pelaku radikal dan teror mengacau di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akibatnya akan fatal bagi bangsa dan menanamkan rasa takut ditengah rakyat. (baca: Dua Terduga Teroris Ditangkap di Poso dan Jakarta Terkait Senjata Ilegal)
"Jangan sudah ada bom meledak baru bergerak. Perlu bekerjasama dan terorisme menjadi musuh bersama," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.