Adapun M Ali berlari ke area dalam Starbucks. Ia menembak dua warga negara asing, yaitu Amer Quali Tahar (WN Kanada) dan Yohanes Antonius Maria. Amer Quali Tahar tewas.
Tak lama kemudian, polisi berdatangan ke lokasi. Baku tembak terjadi. Pelaku bahkan sempat melempar granat rakitan. (Baca: Ini Kronologi Teror di Kawasan Sekitar Sarinah Berdasarkan Rekaman CCTV)
Singkat cerita, Afif dan M Ali tewas setelah terkena ledakan bom yang mereka bawa ditambah tembakan polisi. Ledakan dan tembakan dari polisi tersebut terekam kamera warga.
Setelah kondisi terkendali, polisi baru menyadari adanya serangan awal di gerai Starbucks.
Saat teror itu terjadi, Presiden Joko Widodo tengah melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat, yang kemudian jadwalnya dipercepat.
Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla tengah bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, dalam sidang terdakwa Jero Wacik.
ISIS
Pada hari yang sama, polisi menduga teror tersebut berkaitan dengan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan dituding sebagai dalang serangan itu.
Bahrun Naim adalah eks narapidana kepemilikan senjata api dan bahan peledak. Ia ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada November 2010.
Barang bukti dalam penangkapan itu adalah 533 butir peluru senjata laras panjang dan 32 butir peluru kaliber 99 milimeter. Namun, dalam proses penyidikan kasus Naim, kepolisian tidak menemukan adanya keterkaitan Naim dengan tindakan terorisme.
Alhasil, pada persidangan di Pengadilan Negeri Surakarta, Jawa Tengah, 9 Juni 2011, majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara 2 tahun 6 bulan bagi Naim karena melanggar Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak.
Seusai menjalani hukuman, ia bebas sekitar Juni 2012. Menurut catatan Satuan Tugas Khusus Antiteror Polri, Naim diduga telah melakukan baiat atau menobatkan diri sebagai bagian dari ISIS pada 2014. Pada tahun yang sama, Naim menuju Suriah.
Polisi menyebut, kelompok ISIS mengirimkan sejumlah dana ke WNI di Indonesia. Pengiriman uang dari Suriah itu memakai jasa Western Union.
Pascateror, Densus 88 Anti Teror menangkap 13 orang di berbagai daerah. Delapan orang di antaranya diduga terkait teror di dekat Sarinah. Sisanya disangka terkait perkara lain, seperti kepemilikan senjata api ilegal.
Polisi masih terus mengembangkan penyidikan.