Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Mahkamah Partai Golkar yang Dapat Satukan Dua Kubu yang Bertikai

Kompas.com - 10/01/2016, 16:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -Pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan Mahkamah Partai Golkar sebaiknya menyatukan kedua kubu kepengurusan yang tengah berkonflik.

Refly mengatakan hal itu dalam acara Forum Silaturahmi Kader Partai Golkar Seluruh Indonesia yang digelar di kediaman Agung Laksono di Jakarta, Minggu (10/1/2016). Ia mengatakan, kedua kubu harus terlebih dulu mendorong Mahkamah Partai Golkar untuk menyatukan kedua kubu tersebut.

"Ada baiknya kedua belah pihak mendorong Mahkamah Partai menyatukan dua kubu untuk membuat keputusan yang dari sisi hukum tata negara bisa diterima," kata Refly.

Dia menilai DPP Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bali dengan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum tidak sah karena belum pernah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Refly menambahkan, Kemenkumham tidak mengeluarkan surat keputusan pengesahan kepengurusan Golkar kubu Aburizal pasca-dicabutnya SK DPP Partai Golkar munas Jakarta yang dipimpin Agung Laksono.

 Menurut Refly, Mahkamah Partai menjadi satu-satunya badan yang sah di saat partai sedang mengalami kevakuman kepemimpinan.

"Setelah tidak ada lagi organ yang sah, maka Mahkamah Partai sebagai satu-satunya yang sah harus melakukan tindakan-tindakan untuk menghasilkan jalan keluar," kata Refly.

Hingga saat ini, Partai Golkar yang mengalami dualisme kepengurusan masih belum mendapatkan jalan keluar atau rekonsiliasi.

Kubu Agung Laksono menyatakan niat untuk melakukan rekonsiliasi dengan mengadakan munas guna memilih kembali ketua umum yang baru. Namun kubu Aburizal tidak sepakat untuk melakukan munas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com