JAKARTA, KOMPAS.com - Keahlian pengusaha minyak M Rizal Chalid dalam melobi pejabat-pejabat negara terkait renegosiasi kontrak karya PT Freeport Indonesia diungkap dalam rekaman percakapan yang diperdengarkan di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Rabu (2/12/2015).
Percakapan itu diduga melibatkan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Riza Chalid, dan Ketua DPR Setya Novanto.
Keahlian Riza dalam melobi pejabat ini diutarakan oleh Setya. Saat itu, Setya tengah meyakinkan Maroef agar tidak ragu akan kelanjutan bisnis perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat itu di Indonesia.
Untuk diketahui, kontrak Freeport selesai tahun 2021 dan baru akan diputuskan apakah kontrak lanjut atau tidak ada pada tahun 2019.
Setya mengaku memiliki kedekatan dengan Luhut Binsar Pandjaitan yang bisa mempengaruhi keputusan Presiden Jokowi soal Freeport.
Selain itu, Riza juga mendekati Darmo atau Darmawan Prasodjo, anak buah Luhut saat masih menjadi Kepaal Staf Presiden.
Riza bahkan disebutkan terus mendekati Darmo dengan istilah "di-maintenance" atau "dibiyai habis-habisan".
Berikut cuplikan kutipan dari percakapan tersebut:
MS (Maroef Sjamsoeddin): Tapi kalau dengar penjelasan Pak Ketua tadi sayanya enggak begitu jelas. Dari Pak Jokowi ya enggak jelas
SN (Setya Novanto): Kalau Pak Jokowi itu dia, beliau sudah setuju kalau sarannya untuk di Gresik. Tapi berikutnya di Papua. Tapi ada ujungnya-ujungnya, waktu saya makan itu “Pak Ketua sudah bicara belum Pak Luhut, saya disuruh ngadep ke Pak Luhut, ngobrol-ngobrol. Saya langsung tahu ceritanya ini waktu rapat, yang terjadi antara si ESDM dengan Darmo. Kalau menurut saya, memang Pak, Presiden itu ada yang mohon maaf ya, ada yang dipikirkan untuk ke depan memang. Kalau dilihat dari, karena dia dengar Pak Jusuf Kalla itu kan terjadi begitu, makanya selalu menyinggung masak Jusuf Kalla terus. Kalau lihat begitu memang dia
MS: Ada ganjalan
SN: Ada ganjalan. Makanya kita harus menutupi. Gak habis-habis
MS: Mempercantik
SN: Mempercantik. Tapi kalau pengalaman kita, artinya saya dengan pak Luhut, pengalaman-pengalaman dengan presiden, itu rata-rata 99 % itu goal semua Pak. Ada keputusan-keputusan penting kayak Arab itu, bermain kita. Makanya saya tahu. Makanya Bung Riza begitu tahu Darmo, dimaintaince, dibiayai terus itu Darmo habis-habisan supaya belok. Pinter itu
MS: Anu The lobbies