Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daniel Sparringa "Curhat" Alasannya Terima Uang Rp 637 Juta dari Jero Wacik

Kompas.com - 19/11/2015, 19:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Daniel Sparringa mengakui ada pemberian dari mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik.

Pemberian tersebut, kata Daniel, bermula dari perbincangannya dengan Djoko Suyanto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

Saat itu, Djoko menanyakan apakah Daniel mengalami kendala dalam bertugas. (Baca: Lima Tahun Bersama SBY, Daniel Sparringa Kadang "Geram" terhadap Media )

"Memang kami agak kewalahan, ada banyak kegiatan yang tidak bisa didukung oleh APBN untuk kami. Sementara tiap tahun, kami terima beda-beda jumlahnya, sekitar Rp 1,5 miliar tapi terpakai Rp 170 atau Rp 200 juta. Sebagaian besar kembali, padahal penting untuk tugas-tugas kami," ujar Daniel, Kamis (19/11/2015).

Hal tersebut disampaikan Daniel saat bersaksi sidang kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Menteri ESDM Jero Wacik hari ini.

Daniel menjelaskan, sejumlah kegiatan yang tidak bisa ditutupi dengan APBN itu, misalnya uang transport lembur, bertemu aktivis, dan sejumlah kegiatan lain yang sifatnya mendadak dan butuh waktu cepat untuk dilakukan.

Namun, pengeluaran itu ternyata tidak diakomodasi oleh anggaran. (Baca: Mantan Anak Buah Jero Wacik Akui Ada Uang Bulanan ke Daniel Sparringa )

"Sering kali jawabannya tidak bisa reimburs dan diganti. Banyak usulan dicoret," kata Daniel.

Dua bulan setelah pertemuan itu, Daniel kembali bertemu dengan Djoko. Saat itu, Djoko menyampaikan bahwa Jero siap membantu dana operasional tambahan untuk kantor staf khusus presiden.

Beberapa hari kemudian, Daniel dihubungi staf Kementerian ESDM bernama Atena Falahti dan menyampaikan bahwa Jero menitipkan uang untuknya.

Uang tersebut kemudian diterima Daniel melalui asistennya, Reza Akbar. (Baca: Jero Wacik Beri Rp 610 Juta untuk Biaya Operasional Daniel Sparringa )

Penerimaan pertama terjadi pada November 2011 sebesar Rp 25 juta. Daniel mengatakan, pemberian terus dilakukan dan jumlahnya terus bertambah hingga Rp 40 juta sampai Juni 2013. Sehingga total uang yang diterimanya sebesar Rp 637 juta.

Daniel mengatakan, belakangan pemberian uang dari Kementerian ESDM terus terlambat sampai dia harus menghubungi dan menanyakan apakah uangnya sudah tersedia.

Bahkan, pada satu kesempatan, Daniel menanyakan ke Jero soal uang dari Kementerian ESDM yang tak kunjung dia terima.

Saat itu, Jero mengatakan bahwa dia akan menanyakan ke stafnya yang mengurusi pemberian uang ke kantor stafsus presiden. Akhirnya, pada Juli 2013, Daniel memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan uang operasional tambahan dari Kementerian ESDM.

"Sampai saya memutuskan, sudah tidak usah lagi ditanyakan. Ini kok seolah kebalik, kayak kita yang minta. Jadi Juni itu terakhir," kata Daniel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com