"Jadi kalau Pemerintah Indonesia menyatakan tidak pernah menggunakan konsultan, maka siapa yang bayar konsultan itu dan kenapa konsultan di Singapura itu berpura-pura bekerja atas nama Pemerintah Indonesia?" lanjut Buehler.
Buehler mengaku telah menerima banyak pesan elektronik hingga komentar di media sosial yang mengkritik hingga menyerangnya secara pribadi atas tulisan tersebut.
Dia berharap dirinya tidak dianggap sebagai musuh bagi Indonesia. (Baca: Dubes AS Bantah Ada Lobi Perusahaan di Pertemuan Jokowi-Obama )
Pasalnya, Buehler menegaskan bahwa dirinya adalah seorang akademisi yang memiliki perhatian terhadap politik, pemerintahan, korupsi, hingga transparansi di Indonesia.
"Saya tidak tertarik dengan politik berpihak atau keuntungan politik. Saya tidak tertarik untuk menjadi bagian dari politik Indonesia, jadi ada upaya untuk keluar dari debat sebenarnya tentang transparansi di Indonesia," ungkap Buehler.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.