Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ungkap Ada Calo Setor Uang Pemondokan ke Suryadharma Ali

Kompas.com - 02/11/2015, 15:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan staf honorer Konsulat Jenderal RI di Jeddah Hasanuddin Asmat alias Acang mengungkapkan mantan Menteri Agama Suryadharma Ali sempat membantu seorang calo pemondokan haji agar mendapat tambahan kuota jemaah haji. Hal tersebut diketahui Acang langsung dari seorang calo yang bernama Undang Syahroni.

Di dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) milik Acang, Suryadharma disebutkan berperan membantu calo itu mendapat tambahan kuota 5000 jemaah haji untuk menempati pemondokan yang ditawarkan.

"Dikarenankan beliau (Syahroni) pernah cerita bahwa dia orangnya SDA dengan kata-kata 'saya orangnya menteri'," kata jaksa sambil membacakan BAP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (2/11/2015).

Acang mengatakan, hal itu diutarakan Syahroni tak hanya sekali, tapi sampai tiga kali. Seluruh fee yang didapat Syahroni pun tak langsung diterimanya, melainkan diserahkan seluruhnya kepada Suryadharma.

"Kata dia (Syahroni), 'nih saya mau kasih ke bapak (Suryadharma) semua. Saya enggak dikasih," kata Acang yang juga sempat menjadi calo pemondokan tersebut.

Acang mengaku tidak tahu apakah uang tersebut benar-benar diberikan kepada Suryadharma atau tidak. Hanya saja yang dia tahu dari Syahroni bahwa seluruh calo tidak mendapat bagian apa pun. Padahal, biasanya, sesama calo yang menawarkan pemondokan ke orang yang sama kerap saling membagi fee.

"Tapi dibawa kabur semua ke Indonesia buat lebaran. Enggak dapat buat saya," kata Acang.

Bantuan Suryadharma Ali

Dalam berkas dakwaan, sekitar April 2012, Tim Penyewaan Perumahan jemaah haji Indonesia melakukan proses penyewaan perumahan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Dalam prosesnya, tim menerima berkas-berkas penawaran, di antaranya dari pengusaha pemondokan bernama Cholid Abdul Latief Sodiq Saefudin melalui Undang Syahroni yang menawarkan empat rumah yang berlokasi di Syare’ Mansyur dan Thandabawi, Mekkah.

Atas penawaran itu, Cholid menjanjikan fee sejumlah 25 riyal per anggota jemaah kepada orang yang dapat meloloskan empat rumah yang ditawarkan menjadi pemondokan jemaah haji Indonesia.

Setelah verifikasi dilakukan, rumah yang ditawarkan oleh Cholid ditolak sebagai perumahan jemaah haji Indonesia karena tidak memenuhi beberapa dari 17 persyaratan, seperti daerah tidak familiar dengan jemaah haji Indonesia dan rawan kriminalitas. Selain itu, fasilitas tidak memadai.

Atas penolakan tersebut, Cholid meminta bantuan Mukhlisin. Setelah itu, Mukhlisin menghubungi Suryadharma dan meminta agar rumah-rumah yang ditawarkan oleh Cholid diterima.

Suryadharma pun memerintahkan Mukhlisin menyerahkan berkas-berkas perumahan yang ditawarkan Cholid kepada tim penyewaan perumahan untuk diproses lebih lanjut. Namun, berkas penawaran tersebut kembali ditolak.

Mukhlisin kembali menghubungi Suryadharma dan memintanya menerima pemondokan yang diajukan Cholid. Suryadharma pun menghubungi Ketua Tim Penyewaan Perumahan, Zainal Abidin Supi, dan memerintahkan untuk menerima rumah-rumah tersebut.

Padahal, Suryadharma tahu rumah yang ditawarkan tidak memenuhi persyaratan, dan harga yang disewakan jauh lebih tinggi dari pemondokan lainnya. Setelah penandatanganan kontrak, Cholid menerima 1.676.250 riyal Saudi dari Konsul Haji.

Cholid pun memberi uang kepada Muklisin sebesar 20.690 riyal Saudi sebagai imbalan karena telah membujuk Suryadharma mengabulkan penawarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com