Awalnya, Juru Bicara Fraksi PPP Elviana memberikan sejumlah catatan terhadap penyusunan RAPBN. Pertama, dari sisi ekonomi, rencana peningkatan pendapatan negara yang ditopang dari penerimaan sektor perpajakan berpotensi gagal mencapai target.
"Hal itu disebabkan gejolak ekonomi global yang dapat membuat penerimaan pemerintah dari sektor pajak akan terganggu," kata Elviana.
Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pendapatan yang berasal dari sektor migas juga diprediksi mengalami kendala. Kondisi itu diprediksi karena rendahnya harga komoditas ekspor batu bara dan crude palm oil.
"Juga, dibarengi dengan penurunan kemampuan lifting minyak nasional," kata dia.
Kedua, dari sisi sosial, ancaman kekeringan akibat bencana el nino diperkirakan akan mempengaruhi stabilitas pangan nasional. PPP meminta, agar pemerintah dapat lebih memberikan perhatian terhadap kesejahteraan petani melalui jaring pengaman seperti pemberian asuransi terhadap petani yang gagal panen.
Selain itu, PPP mengingatkan pemerintah perlunya menjaga kemampuan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok. Untuk mewujudkannya, salah satu langkah yang dapat diambil pemerintah yakni dengan mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja.
"PPP juga berpandangan penyaluran PMN untuk 23 BUMN berpotensi rawan penyelewengan. Dan anggaran TNI 1,5 persen dari PDB tidak konsisten," ujarnya.
Setelah membacakan seluruh catatan, Elviana yang hendak mengakhiri pidatonya itu justru salah mengucapkan "Nawacita" menjadi "Nawacitata"
"Dengan ini, maka Fraksi PPP menyatakan bersedia dan siap melanjutkan pembahasan RAPBN 2016 mendalam, agar sesuai dengan program 'Nawacitata' sebagaimana yang dijanjikan Presiden Joko Widodo," kata dia.
Sontak saja, salah penyebutan yang dilakukan Elviana membuat seisi ruangan tertawan. Namun, Ketua Banggar Ahmadi Noor Supit segera mengakhirinya dan menyimpulkan bahwa PPP tak memberikan penolakan.
"Tidak ada kata menolak di situ, jadi itu hanya persoalan bahasa saja," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.