JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menilai, penanganan asap akibat pembakaran hutan dan lahan merupakan pertaruhan bagi Jokowi untuk menunjukkan sisi kepemimpinannya sebagai seorang Kepala Negara.
"Bagi Jokowi, ini pertaruhan luar biasa untuk memberikan kepastian bahwa sebagai seorang RI 1 (Presiden), beliau memiliki kapasitas kepemimpinan," kata Siti Zuhro di Jakarta, Selasa (27/10/2015), seperti dikutip Antara.
Siti Zuhro memandang, di negara mana pun di dunia ini, pemerintah harus hadir manakala masyarakatnya merasa terancam. Di Indonesia pun konstitusi mengamanatkan hal tersebut. (Baca: Megawati: Kebakaran, Saya Bingung... ke Mana Rakyatku?)
Menurut dia, pemerintah harus memiliki empati terhadap kesulitan masyarakat di daerah terdampak.
"Ini bukan persoalan sepele karena sudah terjadi berminggu-minggu. Bahkan, asap sudah masuk ke Jakarta sejak kemarin," kata dia. (Baca: Ke AS, Jokowi Dinilai Tak Bertanggung Jawab atas Kondisi Dalam Negeri)
Ia menilai, pemerintah harus memastikan upaya penanganan asap dapat dipahami masyarakat. Caranya, pemerintah harus memberikan keterangan jelas dengan jadwal terukur, apa yang akan dilakukan, misalnya dalam waktu sepekan atau dua pekan ke depan.
"Jadi, supaya ini tidak merembet. Di Indonesia belum pernah mengalami bencana asap seburuk ini," kata dia.
Penanganan masalah asap hingga kini masih dilakukan pemerintah. Presiden Jokowi pun membatalkan rencana kunjungannya ke San Fransisco, Amerika Serikat (AS), yang semula dijadwalkan pada 27-29 Oktober 2015. (Baca: Persingkat Kunjungan di AS, Jokowi Akan ke Lokasi Bencana Asap)
Jokowi ingin memantau kondisi penanganan asap di sejumlah daerah di Tanah Air. (Baca: Jokowi Akan Beberapa Hari Tinggal di Jambi atau Palangkaraya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.