Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Minta Perusahaan Sediakan Alat Penjernihan Air dan Udara

Kompas.com - 26/10/2015, 17:07 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyiapkan kurang lebih 10.000 alat penjernihan udara dan air dalam menanggulangi bencana asap.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan, alat penjernih udara dan air tersebut mulai dikirim sebagian pada Senin (26/10/2015).

"Itu mulai besok (26/10/2015), Kalteng atau Palangkaraya sudah mulai masuk. Hari ini mulai terkirim sebagian. Tadi arahan Wapres (Jusuf Kalla) juga kita siapkan 10.000 alat itu, kita coba terus diberikan," kata Luhut di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.

Selain itu, Pemerintah meminta agar perusahaan yang berpusat di daerah terdampak asap ikut membeli alat penjerih air dan udara. (baca: Survei: Mayoritas Publik di Daerah Terdampak Asap Tak Puas Kinerja Pemerintah)

Terlebih lagi, menurut Luhut, dicurigai adanya keterlibatan sejumlah perusahaan dalam pembakaran lahan yang mengakibatkan bencana asap.

"Jangan pemerintah saja yang beli karena mereka juga salah satu penyebab kejadian ini," sambung Luhut. (baca: Gerindra: Presiden Anggap Masalah Asap Kurang Penting)

Diakui Luhut, bencana asap tahun ini lebih parah dibandingkan dengan yang terjadi pada 1997. Pemerintah dalam hal ini bukan berupaya mematikan semua titik api, melainkan berupaya mengurangi dampak yang mungkin terjadi.

"Itu yang bisa kita lakukan sampai musim hujan yang kita tadi baru kami laporkan ke Bapak Wapres dari BMKG bahwa hujan itu baru bisa kita harapkan makin besar peluangnya minggu ketiga, keempat bulan ini," kata Luhut.

Terkait upaya evakuasi korban asap, Luhut menyampaikan bahwa skenario awalnya para korban akan ditempatkan pada shelter-shelter yang disediakan di kota masing-masing. (baca: Menhut: Tak Perlu Pansus Asap, Beri Kami Kesempatan)

Jika kondisi sudah tidak memungkinkan, maka para korban akan dipindahkan ke kota lain yang lebih sehat kualitas udaranya.

Opsi terakhir, pemerintah menyiapkan kapal perang untuk menampung para korban, terutama anak-anak dan bayi. (baca: Curhat ke Jokowi, WNI di AS Merasa Malu karena Indonesia Jadi Sumber Asap)

"Sekaligus TNI sudah menyiapkan kapal rumah sakitnya, standarnya di daerah Kalimantan dan Sumatera," ujar Luhut.

Sejauh ini, evakuasi yang dilakukan baru menempatkan korban di sejumlah shelter. Sejumlah mahasiswa kedokteran dilibatkan untuk membantu menangani masalah kesehatan para korban di tempat penampungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com