Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Sebut Ada Kecenderungan Petahana Arahkan Bawahan Saat Pilkada

Kompas.com - 23/10/2015, 16:20 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan adanya kecenderungan calon petahana menggerakkan anak buahnya untuk memihak dalam pemilihan kepala daerah.

Padahal, menurut dia, aparatur sipil negara seharusnya bersikap netral atau tidak terlibat dalam proses pemenangan calon kepala daerah tertentu.

"Pilkada ini beda dengan pileg dan pilpres. Pak Wapres katakan ada faktor emosional, sosialisasi, aturan-aturan sudah kita persiapkan dengan Menpan, ASN (aparatur sipil negara), BKN (Badan Kepegawaian Nasional), inspektorat dan semua jajaran. Kecenderungan yang muncul di sini adalah calon kepala daerah yang mau dua kali ini, diindikasikan menggerakkan atau menggorganisir jajarannya untuk memihak," kata Tjahjo di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Oleh karena itu, pemerintah membentuk satuan tugas untuk mengawasi netralitas ASN dalam pilkada. Satgas ini yang nantinya akan melalukan evaluasi hingga merekomendasikan sanksi bagi ASN yang terbukti memihak.

Tjahjo juga menegaskan bahwa pemilihan kepala daerah serentak Desember mendatang merupakan suatu ujian bagi pemerintah dalam menyelenggarakan pemilu yang demokratis. Keberhasilan pilkada serentak, kata dia, akan membawa penguatan sistem pemerintahan presidensil.

Keberhasilan pilkada serentak juga menentukan kesuksesan pemilihan presiden maupun pemilihan legislatif periode mendatang. Terkait persiapan pilkada serentak, Tjahjo menyampaikan bahwa kepolisian dan Badan Intelijen Nasional telah memetakan pilkada di daerah mana saja yang mungkin tertentu karena rawan bencana dan kemungkinan konflik.

"Potensi konflik setelah penghitungan suara dan penetapan calon. Bagi pejabat yang tidak netral sudah ada sanksinya, bisa dipecat itu, sudah dibahas antara Menpan, BKN, dan Irjen Kemendagri, termasuk kita akan inventarisir," ujar Tjahjo.

Ia juga menyampaikan bahwa Kemendagri akan memperkuat pengawasan di tingkat kecamatan mengingat manipulasi data rawan terjadi di sana.

"Pusat manipulasi suara ini paling bahaya di kecamatan karena kotak suara bermalam di kecamatan, menambah angka dan sebagainya makanya penguatan konsolidasi pengawasan itu di kecamatan lebih utama," kata Tjahjo.

Kendati demikian, ia mengklaim bahwa persiapan pilkada sejauh ini berjalan lancar. Anggaran yang dialokasikan pun diperkirakan mencukupi.

"Jadi secara prinsip, Kemendagri siap di 269 pilkada bisa serentak termasuk pasangan satu tunggal yang diputuskan oleh MK dengan menggunakan pola model referendum, KPU juga kemarin sudah menyiapkan dengan DPR sudah melakukan semua persiapan-persiapan yang dibuat KPU," tutur Tjahjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com