Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Politik Uang Tetap Mungkin Ada di Pilkada dengan Calon Tunggal

Kompas.com - 08/10/2015, 04:33 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad tidak menampik adanya kemungkinan politik uang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di tiga daerah dengan calon tunggal. Serangan fajar masih bisa terjadi dengan menggerakkan masa untuk memilih 'Setuju'.

"Ada potensi politik uang ketika calon tunggal tersebut melakukan politisasi. Itu ada potensi dan tentunya perlu pengawasan kami" kata Muhammad dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Rabu (7/10/2015).

Muhammad menambahkan, potensi politik uang dalam Pilkada sangatlah tinggi, terlebih karena sistem yang digunakan adalah sistem satu putaran. Sehingga, semua calon kepala daerah akan mengerahkan usaha semaksimal mungkin untuk mendapat suara terbanyak.

Menurut dia, politik uang bukan lagi merupakan suatu pelanggaran, tapi sudah merupakan kejahatan pemilu karena dapat menjatuhkan martabat bangsa.

"Oleh karena itu kami mengajak semua stakeholder (pemangku kepentingan) yang ada untuk sama-sama melakukan pengawasan. Penting bagi kita semua supaya masyarakat tidak terjebak dalam praktik politik uang yang tidak bermartabat," ucap dia.

Dalam kesempatan yang sama ia juga menyampaikan sejumlah pelanggaran-pelanggaran pemilu yang terjadi dalam Pilkada. Setiap sore, Bawaslu melakukan penelusuran data dari laporan-laporan yang dikumpulkan oleh Media Center.

Salah satu laporan pelanggaran yang masuk adalah aktivitas kampanye di rumah ibadah. Ini seperti yang dilakukan tiga pasang calon di daerah Kalimantan Selatan yang melakukan kampanye di masjid. Namun, Muhammad menambahkan, secara akumulatif jenis-jenis pelanggaran pada pilkada kali ini tidak terlalu mengkhawatirkan seperti pilkada sebelumnya.

Bawaslu juga melakukan sejumlah usaha pengawasan yang ketat untuk mencegah terjadinya pelanggaran pemilu yang semakin banyak. "Di beberapa daerah kita juga melakukan monitoring supervisi, terhadap pelaksanaan kampanye ini," ujar Muhammad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com