Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi Ini, Basarnas Mulai Lakukan Proses Pengangkutan Korban Pesawat Aviastar

Kompas.com - 06/10/2015, 04:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan SAR Nasional akan mengangkut korban jatuhnya Pesawat Aviastar nomor penerbangan MV 7503, yang sudah ditemukan di Desa Desa Ulu Salu, Dusun Gamaru, Kecamatan Enrekang, Sulawesi Selatan pada pukul 17.00 Wita kemarin. Pagi ini, Selasa (6/10/2015) Basarnas akan mulai melakukan upaya pengangkutan korban sejak pukul 06.00 Wita.

"Pagi akan kita evakuasi, sepagi mungkin pukul 06.00 Wita," kata Kepala Basarnas Bambang Sulistyo kepada Antara di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Bambang mengatakan, kendala yang dihadapi dalam mengevakuasi korban adalah lokasi jatuhnya pesawat berada di hutan di perbukitan.  "Untuk malam tidak memungkinkan karena sangat gelap dan di tengah hutan," kata dia.

Bambang mengatakan, pesawat tersebut ditemukan oleh Tim Gabungan Darat dan berdasarkan informasi masyarakat. Dia mengatakan, pesawat jenis Twin Otter DHC6-300 itu ditemukan sekitar dengan kondisi sebagian hancur dan sebagian terbakar.

"Kami melihat kecocokan dengan gambar. Kemudian saya telepon dan lapor ke Kapolsek Luwu dan diskusi akhirnya dipastikan itu pesawatnya," ujarnya.

Pada 2 Oktober 2015 pukul 14.25 WITA pesawat lepas landas dari Bandara A Jemma Masamba, 11 menit setelah lepas landas pesawat hilang kontak dari menara pemantau Bandara A Jemma Masamba.

Waktu tempuh penerbangan normal dari Bandara A Jemma Masamba ke Makassar selama 70 menit (1 jam 10 menit), sehingga semestinya tiba di Makassar pada pukul 15.39 Wita. Pesawat hilang kontak pada pukul 14.33 Wita.

Terdapat tujuh penumpang, terdiri dari empat dewasa, satu anak dan dua bayi dalam pesawat tersebut, Nama-nama tersebut antara lain Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Risa Arman, Sakhi Arqam, Muhammad Natsir, Afif (bayi) dan Raya (bayi).

Pesawat tersebut dikemudikan oleh Captain Iriafriadi, Co Pilot Yudhistira dan terdapat teknisi Soekris Winarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com