JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin berpolemik soal kritik Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo yang menilai pemerintah melakukan pencitraan apabila menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Dia menyatakan, sekarang bukan saatnya melakukan pencitraan karena pemerintah fokus mengurus masalah ekonomi.
"Apa yang dilakukan Presiden ataupun Istana, ataupun pemerintah, ataupun kabinet, semata-mata difokuskan untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi. Sudah tidak ada waktunya lagi untuk mencari popularitas dan juga untuk pencitraan," ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Senin (5/10/2015).
Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu, Presiden saat ini sudah mengambil posisi sebagai seorang kepala negara dan kepala pemerintahan untuk mengambil risiko menghadapi tantangan ekonomi.
"Sehingga, dengan demikian, kami tidak ingin sama sekali menanggapi persoalan, ataupun hal yang disampaikan oleh Gubernur BI karena itu kajian Gubernur BI," ucap Pramono.
Diberitakan sebelumnya, BI diminta konsisten lantaran atas keputusan untuk mengkaji kembali harga BBM setiap enam bulan atau tiga bulan sekali. Rencana tersebut tak boleh dilakukan hanya untuk mencari popularitas semata.
"Maksud saya jangan untuk popularitas, tetapi harus betul-betul untuk akuntabilitas dan juga mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Jadi kalau mau di-review (harga BBM) setiap enam bulan, kita harus lakukan dengan disiplin setiap enam bulan di-review dan kalau perlu turun, turun. Kalau perlu naik, ya naik, tetapi yang penting konsistensi," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di kantor BI, Jakarta, Jumat (2/10/2015). (Baca: Gubernur BI: Rencana Penurunan Harga BBM Jangan untuk Cari Popularitas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.