"Berdasarkan hasil penyelidikan kita, memang itu dilakukan oleh kelompoknya Santoso," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Masih berdasarkan hasil penyelidikan, lanjut Badrodin, aksi itu diduga dilakukan atas motif balas dendam. Badrodin mengatakan, salah satu anggota kelompok Santoso tewas saat disergap polisi, beberapa waktu lalu.
"Setelah kami kontak tembak yang membuat anggota mereka dan kami juga meninggal, Agustus lalu, mereka sudah mengancam akan turun gunung. Nyawa dibalas nyawa, darah dibalas darah, begitu kata mereka," kata Badrodin.
Namun, kelompok Santoso tidak mengincar kelompok tertentu sebagai pelampiasan dendam. Mereka bisa melampiaskan dendamnya secara acak, tak hanya anggota Polri. Badrodin sudah menginstruksikan kepolisian daerah setempat untuk memperketat pengamanan masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya bagi warga yang tengah melaksanakan aktivitas berkebun.
"Tapi kami akui, kami memang tidak dapat jaga satu per satu karena keterbatasan personel. Jadi kami imbau, warga tetap waspada juga," ujar Badrodin.
Diberitakan, Nyoman Astika (70), warga transmigran asal Buleleng, Bali di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, tewas akibat dipenggal kepalanya oleh kelompok tak dikenal, Minggu (13/9/2015). Ia tewas ketika tengah berkebun di lahan yang cukup jauh dari permukiman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.