Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Revolusi Mental?

Kompas.com - 06/09/2015, 14:23 WIB

KOMPAS - Krisis karakter belum menunjukkan gejala perbaikan. Janji negara hadir di setiap persoalan, realisasinya masih belum memenuhi harapan publik. Hampir satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, implementasi revolusi mental belum terlihat. Jangan sampai revolusi mental tinggal slogan semata.

Belum hilang dari ingatan saat rumah ibadah dengan mudahnya dirusak massa di Tolikara, Papua. Belum pula hilang dari ingatan bagaimana TNI dan Polri bentrok di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Praktik korupsi juga belum menunjukkan tanda-tanda akan sembuh sekalipun operasi tangkap tangan sering dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Gotong royong yang menjadi nilai fundamental bangsa, yang seharusnya dimaknai sikap saling tolong-menolong dalam kebaikan dan pembangunan, malah memudar. Gotong royong kini menonjol dari sisi negatif, tolong-menolong dalam kejahatan dan perusakan.

Dari sisi kualitas, pelayanan negara kepada rakyat juga belum optimal. Reformasi birokrasi belum mampu menciptakan aparatur sipil negara yang bekerja keras, bekerja tangkas, dan gigih untuk meraih mutu terbaik melayani rakyat. Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, amanah, dan bersih masih kerap diabaikan.

Padahal, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadikan revolusi mental sebagai sikap kerja melayani rakyat menjalankan Nawacita. Sayang, sejauh ini implementasi revolusi mental dalam tataran praksis belum terlalu kelihatan. Bahkan, gaungnya tak lagi sekencang masa kampanye Pemilihan Presiden 2014.

Kekhawatiran tergerusnya semangat revolusi mental ini juga mengemuka dalam diskusi bertajuk "Strategi dan Implementasi Revolusi Mental Aparatur Sipil Negara" yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Jakarta, Senin (31/8).

Para aparatur sipil negara dari sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah khawatir, revolusi mental sebatas slogan. Padahal, mereka menilai revolusi mental sangat penting dijalankan di tengah kemunduran karakter bangsa.

Berkarakter kuat

Revolusi mental diyakini bisa membawa bangsa Indonesia menjadi karakter yang kuat, jujur, dan beretos kerja tinggi sehingga mampu menyusul keberhasilan Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Tidak ada kata terlambat untuk itu.

Jepang dan Korea Selatan merupakan contoh dua negara yang bangkit menjadi raksasa ekonomi dunia setelah luluh lantak akibat perang. Investasi sumber daya manusia merupakan kunci keunggulan kedua negara. Tentu saja, mereka memulainya dengan membangun karakter yang tahan banting, mengutamakan kejujuran, terdidik, dan toleran.

Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono menjelaskan, Rumah Transisi, tim yang dibentuk pasca kemenangan Jokowi-JK dalam pemilu, sebenarnya telah merumuskan delapan prinsip untuk merealisasikan revolusi mental, Kompas (1/9).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Nasional
Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Nasional
Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Nasional
KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Nasional
MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

Nasional
PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Nasional
MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

Nasional
KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Nasional
PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

Nasional
Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com