Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim IDI Periksa Kesehatan OC Kaligis di RSCM

Kompas.com - 21/08/2015, 13:12 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum dari pengacara Otto Cornelis Kaligis, Humphrey Djemat, mengatakan bahwa kliennya dibawa oleh tim medis Komisi Pemberantasan Korupsi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Jumat (21/8/2015) pagi. Kaligis menjalani pemeriksaan kesehatan di RSCM oleh tim dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Sekarang lagi diobservasi oleh tim dokter IDI. Tadi pihak KPK informasi saya karena Pak OCK minta didampingi penasihat hukumnya," ujar Humphrey melalui pesan singkat, Jumat siang.

Humphrey mengatakan, sejak ditahan KPK pada Juli 2015, kondisi kesehatan Kaligis menurun. Kaligis saat itu minta dirujuk ke dokter spesialis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. KPK tidak mengabulkannya dan meminta dokter dari IDI memeriksa Kaligis.

"Sejak awal ditahan Pak OCK tidak sehat karena tensinya tinggi sekali plus gula darahnya tinggi dan ini diakui oleh dokter KPK," kata Humphrey.

Humphrey belum mengetahui apakah Kaligis akan menjalani rawat inap atau hanya menjalani pemeriksaan. Menurut dia, keputusan tersebut sepenuhnya kewenangan dokter yang memeriksa. "Tergantung rekomendasi dokter," kata dia.

Kaligis menjadi salah satu tersangka kasus dugaan penyuapan hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara di Kota Medan. Ia sedianya menjalani sidang perdana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Kamis (20/8/2015) kemarin. Namun, sidang diundur hingga Kamis (27/8/2015). Jaksa penuntut umum Ahmad Burhanuddin mengatakan, saat dijemput di rumah tahanan Pomdam Guntur cabang KPK, Kaligis mengaku sakit.

"Ketika mengatakan sakit, namun menolak untuk diperiksa oleh dokter KPK. OCK mengatakan kepada dokter KPK bahwa ada hipertensi, diabetes melitus," kata Ahmad.

Ahmad menjelaskan, dokter tahanan telah beberapa kali melakukan pemeriksaan kesehatan Kaligis, yaitu pada 14 Juli, 16 Juli, dan 24 Juli 2015. Kaligis ditangani oleh dokter dengan keluhan tensi tinggi, lemas, dan pening. Dokter menyarankan agar Kaligis dirujuk ke dokter spesialis syaraf.

Kaligis pun menyurati KPK pada 24 Juli 2015, yang isinya meminta medical check up secara menyeluruh. Demi objektivitas, penyidik mengirim surat kepada Ikatan Dokter Indonesia untuk memeriksa Kaligis.

"Terkait pemeriksaan oleh IDI, dijadwalkan beberapa kali, namun ada kondisi tidak siap masalah dokternya karena ada kegiatan akreditasi di RSCM," kata Ahmad.

Kaligis bersikukuh agar pemeriksaan kesehatannya ditangani oleh dokter di RSPAD bernama Terawan Putranto. Akhirnya, KPK memberi kesempatan kepada dokter tersebut untuk mengunjungi rutan Guntur dan memeriksa Kaligis. Namun, kata Ahmad, Terawan mengatakan belum bisa hadir. "Terkait dengan kondisi selanjutnya kami mohon kepada Pak OCK untuk diperiksa dokter IDI," kata Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com