Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen (Pol) Arthur Tampi menjelaskan, tim pengumpul data ante-mortem yang dipimpin Kabidokkes Polda Papua itu sudah bekerja di Kabupaten Bintan dan Jayapura. Sebab, di kedua daerah tersebutlah keluarga penumpang paling banyak berdomisili.
"Kami kumpulkan sidik jari, rekam gigi, informasi soal tanda khusus di tubuh, hingga foto. Baiknya foto tersenyum atau yang terlihat giginya," ujar Arthur saat dihubungi, Senin (17/8/2015).
Sidik jari penumpang, lanjut Arthur, bisa didapatkan dari ijazah sekolah atau surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
Sementara itu, rekam gigi bisa didapatkan jika penumpang pernah berobat ke dokter gigi. Data soal gigi bisa didukung dengan foto wajah yang memperlihatkan gigi.
Adapun tanda khusus yang dimaksud antara lain tanda bekas operasi dan tanda lahir.
Arthur mengaku belum mendapatkan informasi soal sudah berapa persen data ante-mortem didapat oleh timnya di lapangan.
Arthur pun menegaskan bahwa upaya pengumpulan data ante-mortem itu bukannya mendahului tim Badan SAR Nasional (Basarnas) yang belum mengetahui nasib penumpang. DVI hanya mempersiapkan hal terburuk yang mungkin terjadi.
"Data-data ante-mortem ini akan kami langsung gunakan begitu tim SAR sudah memastikan kondisi penumpang. Kita berharap yang terbaik saja," ujar Arthur.
Sebagai langkah persiapan lainnya, Polri juga mengirimkan tiga polisi spesialis ke Papua jika sewaktu-waktu korban ditemukan. Masing-masing adalah ahli forensik, ahli odontologi atau gigi, dan ahli DNA.
Ketiganya baru diterbangkan ke Papua, Senin malam ini. Pesawat milik PT Trigana Air Service jenis ATR 42 dengan nomor registrasi PK-YRN dan nomor penerbangan IL-257 hilang kontak dalam penerbangan Jayapura-Oksibil, Minggu (16/8/2015).
Pesawat yang membawa lima kru dan 49 penumpang itu terbang dengan rute Jayapura-Oksibil. Pesawat lepas landas pada pukul 14.22 WIT dari Bandara Sentani, Jayapura, dengan tujuan Bandara Oksibil, dan diperkirakan tiba di Oksibil pada pukul 15.04 WIT.
Pada pukul 15.00 WIT, pihak menara Bandara Oksibil coba melakukan kontak dengan pesawat, tetapi tidak memperoleh jawaban.
Kementerian Perhubungan mengungkapkan bahwa serpihan pesawat Trigana Air PK-YRN jenis ATR 42 telah ditemukan pada pukul 08.50 WIT.
Informasi dari Kementerian Perhubungan menunjukkan, serpihan pesawat tersebut berada di ketinggian 8.300 kaki Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
"Serpihan pesawat YRN ditemukan oleh tim SAR pada pukul 08.50 local time (LT)," ujar anggota Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M Djuraid, kepada Kompas.com di Jakarta, Senin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.