"Teman-teman lihat detail-lah kalau lihat persoalan, kenapa daerah ini sampai ada calon tunggal, ya itu 'disandera'," ujar Andreas di Jakarta, Sabtu (8/8/2015).
Temuan itu didapatnya setelah menanyakan alasan partai-partai politik tak mengajukan calon lain di wilayah yang akhirnya hanya punya calon tunggal. Dari pengakuan parpol, ungkap Andreas, mereka sebenarnya sudah mendukung pasangan calon lain, tetapi salah satu di antaranya mundur pada waktu terakhir.
Hal itu diketahui terjadi di Kota Surabaya, Kota Samarinda, dan Kabupaten Timor Tengah Utara.
"Mereka katakan partai sudah beri dukungan ke dia, tetapi dia nggak mau daftar. Maka, siapa actor behind the scene yang buat dia supaya tidak daftar," kata Andreas.
Menurut dia, PDI-P tak mempersoalkan apabila pilkada sampai ditunda di tujuh wilayah wilayah yang hanya memiliki calon tunggal.
Dari tujuh wilayah itu, calon di lima wilayah didukung PDI-P. Andreas yakin, calon-calon yang didukung PDI-P tak akan tergerus suaranya meski pilkada harus ditunda pada 2017. "Kalau Risma ditaruh di 2017, menang juga. Si Raymundus di TTU kalau di 2017, menang juga dia. Hanya kasihan rakyat di daerah itu hanya dipimpin oleh pelaksana tugas," ucap dia.
Dalam Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 tentang pencalonan, daerah yang hanya memiliki calon tunggal harus menunda pelaksanaan pilkada hingga tahun 2017. Namun, Badan Pengawas Pemilu merekomendasikan kepada KPU untuk memperpanjang masa pendaftaran di wilayah yang hanya memiliki calon tunggal. Berdasarkan rekomendasi itu, KPU pun memutuskan untuk membuka lagi pendaftaran pada 9-11 Agustus.
Tujuh wilayah yang hanya memiliki calon tunggal ialah Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Blitar, Kota Mataram, Kota Samarinda, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Pacitan, dan Kota Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.