Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

111.000 Ha Lahan Kekeringan

Kompas.com - 31/07/2015, 14:57 WIB

SIDOARJO, KOMPAS - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, lahan yang mengalami kekeringan pada Januari-Juli 2015 sekitar 111.000 hektar dan yang gagal panen sekitar 8.000 ha. Luas lahan yang kekeringan itu berkurang dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sekitar 200.000 ha dengan puso 35.000 ha.

Penurunan luas lahan yang mengering, bahkan puso, itu diklaim karena pemerintah melakukan antisipasi sejak dini dengan memperbaiki dan membangun saluran irigasi untuk 1,3 juta hektar. Pemerintah juga mendistribusikan mesin pompa air kepada petani.

"Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kekeringan yang melanda lahan pertanian. Pemerintah melakukan upaya pengendalian secara maksimal sehingga tidak akan berdampak signifikan terhadap produksi pangan nasional," ujar Amran saat panen kedelai dan padi di Desa Kalimati, Kecamatan Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (30/7).

Menurut Amran, lahan tanaman padi yang mengalami kekeringan sekitar 200.000 ha setiap tahun. Dari lahan seluas itu, 25.000 ha puso (gagal panen). Tahun ini, selain angka kekeringan dan puso turun, ada tambahan luas tanam periode Oktober 2014-Maret 2015 seluas 400.000 ha.

Kalau terjadi El Nino kuat yang menyebabkan 150.000 ha lahan tanaman padi menjadi puso, menurut Amran, masih tersisa cadangan 250.000 ha yang panen.

Untuk memaksimalkan antisipasi kekeringan, Kementerian Pertanian membentuk tim khusus di seluruh Indonesia. Semua bupati dan wali kota di Tanah Air juga diminta melapor apabila terjadi bencana kekeringan di wilayahnya sehingga bisa ditangani sejak dini.

Amran meminta warga tidak khawatir dengan bencana kekeringan yang melanda pertanian. Sesuai ramalan Badan Pusat Statistik, tahun ini ada peningkatan produksi gabah 5,5 juta ton secara nasional. Selain itu, hujan di sejumlah wilayah, seperti Aceh, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan, juga sudah turun.

Terburuk dalam 17 tahun

Sebaliknya, warga Kota Batam, Kepulauan Riau, diminta bersiap menghadapi musim kering terburuk dalam 17 tahun terakhir. Kekurangan air mungkin melanda kota itu. Permukaan waduk sumber baku air minum di kota itu pun mulai menyusut.

"Tahun ini paling buruk. Hujan lebih sedikit dibandingkan lima tahun terakhir. Permukaan waduk turun mencapai level yang paling rendah sejak dibuat," ujar Manajer Komunikasi PT Adhya Tirta Batam (ATB) Enriqo Moreno, Kamis di Batam. ATB adalah penyedia tunggal air bersih yang bersumber dari waduk.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Batam Phillip Mustamu menuturkan, beberapa hari terakhir sudah turun hujan di Batam.

Kekurangan air

Dari Jawa Timur dilaporkan, saat ini 23 dari 44 waduk di Kabupaten Lamongan tidak ada airnya lagi. Lahan pertanian seluas 1.321 ha di kabupaten itu pun kekurangan air. Bahkan, 552 ha tanaman padi dan 391 ha tanaman jagung gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lamongan Aris Setiadi menyebutkan, tanaman padi dan jagung yang puso itu terdapat di Kecamatan Solokuro, Kedungpring, Bluluk, dan Modo.

Sejumlah petani di Lamongan berusaha mempertahankan tanaman jagung agar tak mati dengan mengangkut air dari telaga yang berjarak sekitar 1 kilometer dari sawah, seperti dilakukan Khasirun (65), warga Desa Sumberrejo, Kecamatan Lamongan Kota. Dia dibantu anaknya mengangkut air danau dengan gerobak.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com