"Kita 70 tahun merdeka masa masih ribut soal agama, suku, harusnya ini sudah selesai. Tantangan sekarang ini kan kemiskinan, pengangguran, penyerapan anggaran, penegakan hukum. Masa mundur lagi soal suku, agama," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7/2015).
Seluruh masyarakat, khususnya umat Islam yang merupakan mayoritas di Indonesia, tambah dia, harus menahan diri menyikapi insiden di Tolikara. Masyarakat harus menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada aparat penegak hukum. (baca: Sikapi Peristiwa Tolikara, Presiden Jokowi Bertemu Tokoh Lintas Agama)
"Kan jelas di dalam Islam, lakum dinukum waliyadin, agamaku agamaku, agamamu agamamu. Saling menghormati," ucap Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.
Untuk mengantisipasi insiden seperti yang terjadi di Tolikara terulang, dia meminta TNI dan Polri dapat bertindak tegas terhadap gerakan radikal yang berasal dari agama manapun. Terlebih lagi, kebebasan umat beragama untuk menjalankan ibadahnya masing-masing juga sudah diatur dalam konstitusi.
"Kalau ada kaum radikal yang kayak gitu, sikat. Tegakan hukum jangan lama-lama," ucapnya.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Budi Waseso sebelumnya mengatakan, insiden berbau SARA di Tolikara tinggal penegakan hukum. Perdamaian antara pihak yang berkonflik telah terjadi. (baca: Kabareskrim: Sudah Ada Perdamaian di Tolikara, Tinggal Penegakan Hukum)
"Sudah ada perdamaian di Tolikara. Cerita yang saya dengar terakhir dari sana bagus sekali. Tinggal penegakan hukum saja," ujar Budi.
Oleh karena itu, Budi meminta semua pihak tidak mengeluarkan pernyataan negatif soal insiden itu. (baca: Komite Umat untuk Tolikara: Tak Ada Sejarahnya Orang Papua Perang karena Agama)
"Jangan sampai nanti malah timbul persoalan yang bukan sebenarnya, melebar dan meluas," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.