Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pulangkan Seratusan Pengungsi Asal Banglades

Kompas.com - 13/07/2015, 21:12 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Luar Negeri sudah memulangkan lebih kurang 100 pengungsi asal Banglades ke negara asalnya. Mereka adalah pengungsi yang keluar dari negaranya dengan motif ekonomi, yakni mencari pekerjaan yang lebih baik.

"Kalau enggak salah, dari 300 itu, ada 100-an sudah kembali, 200-an verifikasinya sudah (selesai), jadi tinggal proses pemulangannya," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (13/7/2015).

Sementara itu, 200-an pengungsi Banglades lainnya masih menunggu pemulangan setelah selesai verifikasi data. Menurut Retno, pemulangan pengungsi Banglades tersebut dilakukan atas bantuan International Organization for Migration (IOM).

Lebih jauh, Retno menyampaikan bahwa sejak awal Pemerintah Banglades sepakat untuk menerima kembali warga negaranya yang menjadi pengungsi di Indonesia dengan motif ekonomi. Kedatangan pengungsi Banglades ini bersamaan dengan pengungsi Rohingya asal Myanmar yang mencari suaka.

Untuk itu, pemerintah bekerja sama dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi melakukan verifikasi data untuk memisahkan antara pengungsi Banglades dengan Rohingya.

Dari 1.700 pengungsi yang terdampar di Indonesia, kata Retno, sebanyak 700 orang di antaranya berasal dari Banglades.

"Jadi angka 700-an itu yang kita perkirakan dapat kita kembalikan ke Banglades. (Mengenai kapan selesai semuanya), tergantung dari proses verifikasi yang dilakukan UNHCR karena proses verifikasi dilakukan UNHCR," tutur Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com