Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR: Perubahan Mitra Kerja Komisi Sudah Melalui Proses Panjang

Kompas.com - 09/07/2015, 10:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Setya Novanto membenarkan surat keputusan perubahan mitra kerja komisi dengan pemerintah. Meski diprotes sebagian anggota komisi yang bersangkutan, Setya mengatakan, perubahan ini sudah melewati proses yang panjang.

"Kita sudah melalui proses yang panjang pada mitra-mitra itu mulai dari Bamus, sudah disampaikan ke pimpinan fraksi, waktu itu sudah diserahkan ke Pimpinan DPR," kata Setya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/7/2015).

Dia mengatakan, pembahasan perubahan susunan mitra kerja ini dilakukan berulang kali dengan melibatkan setiap fraksi. Menurut dia, sebelum ada keputusan, setiap fraksi diminta untuk membuat surat tertulis terkait pernyataan sikap solusi dari mitra komisi ini.

"Badan Musyawarah memberikan kesempatan memberikan kesempatan lagi pada fraksi. Ternyata diminta seluruh fraksi membuat surat. Setelah membuat surat maka kita lakukan penelaahan surat yang ada," kata politisi Golkar itu.

Setelah itu, lanjut dia, Pimpinan DPR melakukan rapat pimpinan pada Selasa (20/6/2015) lalu, yang hasilnya mengubah mitra kerja komisi. Setya mengaku memimpin langsung rapim tersebut.

"Dalam pengambilan putusan, rapim saya yang pimpin beserta pimpinan yang lain Pak Taufik Kurniawan, Pak Agus Hermanto. Itu yang kita putuskan berdasarkan suara-suara dari fraksi-fraksi," ujarnya.

Ada tiga kementerian yang mengalami perubahan mitra kerja. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dari Komisi II ke Komisi V DPR. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi beralih ke Komisi X. Sebelumnya, kementerian ini bermitra dengan Komisi VII.

Terakhir, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga ditetapkan bermitra dengan Komisi IV DPR.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup bermitra dengan Komisi VII DPR. Sebagian anggota Komisi yang bersangkutan mengaku tidak tahu mengenai perubahan mitra ini. Bahkan, anggota Komisi II DPR Syarif Abdullah menduga ada motif uang di balik pindahnya mitra kerja Kementerian Pedesaan, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dari Komisi II ke Komisi V.

"Saya lihat seperti itu. Di rapat-rapat tercetus kalimat 'kami anggarkan sekian'. Ini kan kacau, karena kita ini bicara fungsi kelembagaan di DPR," kata Syarif di Kompleks Parlemen, Rabu (8/7/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com