Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Kubu Agung Akan Tolak Dana Aspirasi dalam Rapat Paripurna

Kompas.com - 23/06/2015, 12:02 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Partai Golkar kubu Agung Laksono akan menyampaikan penolakannya terhadap dana aspirasi daerah pemilihan dalam rapat paripurna DPR, Selasa (23/5/2015) siang. Golkar kubu Agung akan mencoba meyakinkan fraksi-fraksi lainnya agar ikut menolak dana aspirasi.

"Ya, akan kita sampaikan sikap kita (menolak dana aspirasi)," kata anggota Fraksi Golkar kubu Agung, Agung Gunanjar Sudarsa, kepada Kompas.com, Selasa.

Agun tidak mau memusingkan jika penolakan yang disampaikan pihaknya nanti akan bertabrakan dengan sikap Golkar kubu Aburizal Bakrie yang mendukung dana aspirasi. Meski loyalis Agung di DPR berjumlah lebih sedikit, penolakan terhadap dana aspirasi akan tetap disuarakan.

"Silakan saja saling menyampaikan argumen, tidak ada masalah," ucap Agun. (Baca: DPR Undang KPK Bahas Dana Aspirasi)

Agun berpendapat, akan lebih baik jika dana aspirasi yang totalnya mencapai Rp 11,2 triliun dipakai untuk pendidikan dan regenerasi partai politik. Hal tersebut sebagaimana amanat Pasal 34 ayat 3a dan 3b UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang perubahan UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai politik.

"Perintah UU Parpol karena parpol satu-satunya lembaga yang memiliki fungsi pengisian jabatan-jabatan politik kenegaraan di pusat dan daerah, eksekutif dan legislatif, maka harus disiapkan kader-kader terbaiknya yang betul bisa dan paham urus rakyat. Untuk itu, perlu pendidikan politik, kaderisasi, dan regenerasi berkelanjutan," ucap Ketua DPP Golkar hasil Munas Ancol ini.

Argumen lainnya, lanjut dia, dengan dikucurkannya dana aspirasi ini, jabatan wakil rakyat menjadi jabatan yang sangat elitis, menjanjikan, dan menggiurkan sehingga akan banyak orang berminat. (Baca: Hanura Ancam "Walk Out" jika Fraksi Lain Ngotot Dukung Dana Aspirasi)

Ketika banyak peminat jabatan anggota DPR, kata dia, sudah bisa dipastikan penguasa partai akan memanfaatkan celah untuk mengutip sebagai persyaratan menjadi calon anggota legislatif selanjutnya.

"Bagi yang punya duit atau dekat dengan penguasa tidak ada masalah, tetapi bagi aktivis yang kere hanya ada dua kemungkinan, jadi oportunis kehilangan idealisme atau dengan menghadirkan pemodal yang ujung-ujungnya harus digantikan setelah terpilih," ucap Agun.

Sejauh ini, baru Fraksi Hanura dan Fraksi Nasdem di DPR yang sudah menyatakan penolakannya terhadap dana aspirasi. Adapun tujuh fraksi lainnya belum menyampaikan sikap resmi, tetapi secara individual banyak yang menyatakan dukungannya. (Baca: Misbakhun: Dana Aspirasi Jalan Terus Meski Ditolak Nasdem dan Hanura)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com