Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Meja Kompas TV Bahas "KPK Versus Polri, Bersambung..."

Kompas.com - 05/05/2015, 17:40 WIB


Novel Baswedan akhirnya melakukan perlawanan, atas penangkapan dirinya, Jumat (1/5/2015) dini hari lalu. Melalui pengacaranya, penyidik KPK ini menegaskan, penangkapan atas dirinya bertentangan dengan undang-undang.

Penangkapan ini bermula dari kasus penganiayaan para pelaku pencurian sarang burung walet ketika Novel Baswedan masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu. Atas kejadian tersebut, Novel sebenarnya telah diberi sanksi teguran keras dalam pemeriksaan kode etik yang dilakukan oleh Polres Bengkulu dan Polda Bengkulu.

Namun, kasus dibuka kembali tahun 2012 lalu karena adanya laporan masyarakat atas nama Yogi Haryanto. Walau sempat dihentikan karena intervensi presiden SBY saat itu, kini, kasus itu kembali mencuat dengan penangkapan Novel Baswedan.

Sebagian masyarakat menilai, penangkapan ini penuh dengan kejanggalan, dengan fakta-fakta yang terlihat dipaksakan. Bahkan, beberapa kalangan menganggap penangkapan ini sebagai bagian dari proses pelemahan KPK yang terus terjadi sejak penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka.

Program "SATU MEJA" yang dipandu oleh Ira Koesno akan mendiskusikannya malam ini, Selasa (5/5/2015) pukul 20.00 WIB dalam episode "KPK Versus POLRI, Bersambung...".

Diskusi ini akan menghadirkan: Kombes Pol. Hilman Thayib (Kabag ProdDok Div. Humas Mabes Polri), Muhammad Isnur (Kuasa Hukum Novel Baswedan), Farouk Muhammad (Guru Besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), dan Chudry Sitompul (Pengamat Hukum Pidana Universitas Indonesia). (KompasTV/Pratomo Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com