Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Minta Pemerintah Hati-hati soal Pertalite

Kompas.com - 27/04/2015, 18:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemerintah diminta untuk berhati-hati dan tak terburu-buru menyetujui kebijakan PT Pertamina mengeluarkan produk bahan bakar baru dengan nilai oktan 90 yang dinamai Pertalite. Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto, dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/4/2015).

"Kalau PDI-P itu kan pasti berpihak kepada rakyat. Setiap kebijakan Pak Presiden, tentu akan kita dukung penuh. Tapi soal BBM Pertalite ini, saya khawatir belum dibicarakan ke presiden. Maka kami himbau agar berhati-hati. Karena secara teknis sulit dilaksanakan, secara bisnis akan menimbulkan rente baru," kata Bambang.

Sejauh ini, kata dia, pihak Kementerian ESDM dan Pertamina belum pernah memberi informasi resmi kepada DPR RI atas rencana itu. Dia mengaku hanya memperoleh informasi berdasarkan apa yang disampaikan di media massa.

Bambang khawatir, nantinya Pertalite akan dibuat sebagai pengganti BBM jenis Premium yang selama ini disubsidi negara dengan angka oktan 88. Masalahnya, dengan kenaikan angka 2 oktan itu, akan diikuti kenaikan harga yang cukup besar. Premium saat ini berkisar Rp 7400-Rp 7600 per liter, sementara Pertalite nantinya akan berada di kisaran harga Rp 8000 perliter.

"Kalau Premium dihilangkan, sama saja dengan menaikkan harga BBM. Kalau itu dinaikkan, akan berat ke rakyat, perekonomian melambat," kata Bambang.

Pertamina sendiri sebelumnya menyebut bahwa keluarnya Pertalite bukan diarahkan untuk menggantikan Premium. Namun bagi Bambang, hal tersebut tak menyelesaikan masalah. Sebab ada masalah lainnya terkait pengusaha SPBU, yang jumlahnya 5.200 unit.

"Kalau Pertalite ada, kan harus ada pompa dan tangki penyimpanan baru. Apa pengusaha mau dipaksa untuk pengadaan mesin pompa baru dan tangki baru? Iya kalau ada modalnya. Apa pengusaha SPBU pasti bisa? Jadi SPBU nanti kacau juga," ujar Sekretaris Fraksi PDI-P ini.

Bambang mengatakan, masalah ini sebenarnya takkan terjadi seandainya Pemerintahan RI di beberapa tahun terakhir membuat kebijakan energi yang lebih jelas sejak awal. Sampai saat ini, Indonesia masih mentok dengan penggunaan energi berbasis fosil. Sementara rencana-rencana awal seperti pembuatan briket batubara hingga biofuel tak jelas nasibnya.

"Kalau kita mau, ke depan, untuk premium saja kebutuhan 15 juta barrel per bulan. Kalau mau, bikin kilang minyak yang bagus, toh pasarnya sudah jelas. Cuma pembangunan kilang kan ditahan terus. Ya kenapa? Karena yang impor terganggu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com