Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kaji Pencabutan Paspor WNI yang Jadi Pengikut ISIS

Kompas.com - 17/03/2015, 14:00 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memberikan sanksi bagi warga negara Indonesia yang menjadi pengikut kelompok radikal Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS). Wacana itu tengah dikaji di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

"Itu (pencabutan paspor) lagi dibicarakan di Polhukam, akan ada kebijakannya bagaimana, diteliti dulu. Nanti imigrasi kami, punya dasar untuk mencabut paspor," ujar Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly usai acara Catatan Akhir Tahun Mahkamah Agung di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (17/3/2015).

Yasonna mengatakan, pemerintah juga berencana menerbitkan instruksi presiden atau pun keputusan presiden untuk mewujudkan wacana tersebut. Menurut dia, produk hukum itu akan menjadi dasar untuk melakukan pencabutan paspor.

Yasonna menuturkan, Badan Intelijen Negara dan aparat kepolisian sudah menyerahkan sejumlah nama kepada pihak imigrasi. Nama-nama itu adalah WNI yang diketahui berangkat ke Suriah dan diduga hendak bergabung dengan ISIS. (baca: Wakapolri: Kantong Pengikut ISIS di Lima Provinsi)

Seluruh identitas itu, kata dia, masih ditelusuri latar belakangnya. Apabila mereka kembali ke Indonesia, menurut Yasonna, ada kemungkinan mereka akan kembali diperiksa aparat hukum.

Berdasarkan data pemerintah, saat ini ada 514 WNI yang diduga bergabung dengan ISIS. Mereka bergabung dengan dengan berbagai motif.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno mengungkapkan faktor ekonomi menjadi salah satu alasannya. ISIS diketahui membayar mahal setiap orang yang bergabung dengan gerakan mereka. (baca: Menteri Tedjo: WNI yang Berangkat ke Suriah Digaji Besar oleh ISIS)

Modus yang dipakai WNI untuk terbang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS juga beragam. Yang terbaru adalah modus dengan menggunakan paket tur wisata ke Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Mabes Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Mabes Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Nasional
Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com