"Kondisi politik di Golkar akan menentukan reshuffle kabinet dalam pemerintahan Jokowi-JK. Saya memperkirakan sebelum Golkar islah maka reshuffle tak akan dilakukan," katanya di Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Ia menjelaskan, Golkar menjadi salah satu kondisi obyektif untuk melakukan perombakan kabinet. Dengan Golkar yang bersatu dan kuat, maka bila merapat ke pemerintahan akan menambah daya politik Jokowi, terutama di parlemen.
Apalagi, menurut dia, saat ini hubungan antara Presiden Joko Widodo dan partai pengusung terutama PDIP, terlihat kurang mesra. Sementara partai lainnya seperti Nasdem, PKB dan Hanura masih menunggu dan melihat-lihat situasi dan kondisi.
Jokowi, menurut dia, memiliki kartu truf untuk mendekati Golkar, yaitu Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Posisi Jusuf Kalla sebagai tokoh Golkar dan wakil presiden. Ini yang diharapkan Jokowi agar Golkar dapat merapat ke gerbong pemerintah dan mengendalikannya," ucapnya.
Dengan tambahan dukungan dari Partai Golkar tersebut, diharapkan pemerintahan semakin kuat, terutama untuk menyukseskan program-program kerjanya.
Ia memperkirakan, perombakan kabinet baru akan terlaksana pada 2016, saat masalah Golkar telah selesai. "Tentu nantinya alasan reshuffle bukanlah karena politik, namun lebih pada karena kinerja para menteri," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.