Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Pastikan Inpres Pemberantasan Korupsi Tak Lemahkan KPK

Kompas.com - 05/03/2015, 17:53 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan pelaksanaan instruksi Presiden tentang pemberantasan korupsi tidak akan melemahkan fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi. Inpres yang akan dikeluarkan Presiden Joko Widodo tersebut menekankan pada aspek pencegahan tindak pidana korupsi. (Baca: Jokowi Siapkan Inpres Pemberantasan Korupsi)

"Itu kan pemberantasan korupsi sudah ada undang-undangnya, enggak mungkin inpres melemahkan undang-undang, tahu sendiri kan sistem itu undang-undang yang di atas, mana mungkin undang-undang diubah dengan inpres? Enggak mungkin," kata Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Mengenai inpres yang lebih menekankan pada aspek pencegahan korupsi, Kalla mengatakan,  tugas pokok KPK sebenarnya memang mencegah korupsi. Namun, kata dia, bukan berarti KPK mengesampingkan upaya penindakan korupsi.

"Sebenarnya itu memang tugas pokok KPK kan begitu, pencegahan. Tapi bukan berarti tidak mengambil tindakan ya. Memang sejak awal begitu, mencegah lebih baik dripada menindak, tapi tentu sesuai hukum saja," ujar Kalla.

Ia menegaskan, dengan adanya inpres ini bukan berarti meminimalkan fungsi penindakan KPK. Pasalnya, lanjut Kalla, kewenangan KPK dalam penindakan mau pun pencegahan korupsi sudah diatur dalam undang-undang.

"Itu KPK undang-undang, mana mungkin dianulir dengan inpres? Enggak mungkin dong," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, inpres tentang pemberantasan korupsi nantinya tidak akan mengatur kerja KPK. Menurut Andi, inpres itu tidak ditujukan untuk KPK, tetapi kementerian dan lembaga yang berada di bawah presiden.

Kementerian dan lembaga selain KPK diminta ikut melakukan pencegahan tindak pidana korupsi secara sistematis dan menyeluruh melalui sinergi antarlembaga. Andi menjelaskan, draf Inpres 2015 adalah bagian dari pelaksanaan Perpres Strategi Nasional Antikorupsi 2012 yang fokus utamanya adalah pencegahan korupsi. Setiap tahun, sebut Andi, presiden mengeluarkan inpres tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com