Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri BUMN dan Dirut PLN Diminta Tanggung Jawab atas Banjir Jakarta

Kompas.com - 10/02/2015, 19:54 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi VI DPR, Indra P Simatupang, meminta Dirut Perusahaan Listrik Negara Sofyan Basir dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di Jakarta. Sebab, banjir disebabkan PLN memadamkan listrik sementara di gardu yang memasok listrik untuk pompa di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin (9/2/2015) kemarin.

"Akibatnya, air di Kali Abdul Muis meluap hingga menggenangi kawasan ring I atau Jalan Medan Merdeka. Adalah sebuah kewajaran jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kesal kepada PLN lantaran mematikan aliran listrik di rumah pompa Waduk Pluit," kata Indra melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (10/2/2015).

Seharusnya, kata dia, pada saat musim hujan seperti ini, rumah pompa dijadikan lokasi vital yang tidak dapat dimatikan aliran listriknya. Kalau PLN mematikan aliran listrik, pompa tidak akan berfungsi. Jika hujan turun terus-menerus seperti kemarin, kata dia, secara otomatis air akan naik dan menyebabkan banjir.

"Saya melihat Pak Sofyan Basir belum paham kondisi internal di PLN. Salah ambil keputusan dampaknya bisa melumpuhkan perekonomian Jakarta yang nilainya bisa mencapai ratusan, bahkan triliunan rupiah," ujar politisi PDI-P ini.

Padahal, lanjut Indra, bulan Desember yang lalu dia sudah mengingatkan Dirut PLN untuk membantu Gubernur Jakarta dalam mengatasi banjir. Dalam rapat pertama dengan Menteri BUMN di Komisi VI DPR RI, dia juga mengaku sudah mengingatkan Rini dan Sofyan.

"Sekarang terbukti, apa yang saya sampaikan kepada Pak Dirut dan Bu Menteri BUMN enggak didengar. Saya melihat Dirut PLN gak punya kesungguhan untuk membantu Pemprov DKI untuk mengatasi banjir. Sepertinya Pak Sofyan ini lebih cocok menjadi dirut bank daripada PLN," ujar dia.

"Saya juga melihat Menteri BUMN lemah dalam mengawasi kinerja para dirut-dirut BUMN ini. Kalau persoalan yang ada di depan hidungnya saja enggak bisa diberesin, apalagi kalau ada kegagalan dalam pembangunan pembangkit listrik yang lokasinya nan jauh di pelosok negeri. Bisa gawat," tambahnya.

Ke depannya, Indra berharap dirut-dirut BUMN mempraktikkan budaya baru. Gaji besar yang diterima para dirut, kata dia, harus disesuaikan dengan prestasi kerjanya.

"Kalau mau jadi dirut BUMN harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan bisa menguntungkan perusahaan. Tapi, kalau yang terjadi sebaliknya, saya minta dengan kerelaan hati untuk mundur, termasuk menteri BUMN-nya," pungkasnya.

Sebelumnya, Ahok sudah menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara untuk mengeluhkan masalah ini. Dia meminta Presiden segera memerintahkan PLN untuk tidak mematikan listrik di Waduk Pluit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com