Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Jokowi dan Tantangan Hubungan Indonesia-Malaysia

Kompas.com - 05/02/2015, 05:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo, hari ini, Kamis (5/2/2015), mulai melakukan lawatan ke Malaysia. Ini merupakan lawatan resmi pertamanya ke sebuah negara yang bersifat bilateral. Hal tersebut juga mencerminkan bahwa hubungan Indonesia dengan negara tetangga tersebut menjadi salah satu prioritas bagi pemerintahan Jokowi.

Namun, lawatan resmi tersebut tampaknya dibayang-bayangi dengan insiden iklan produk rumah tangga yang dinilai melecehkan tenaga kerja asal Indonesia.

Iklan itu dipasang untuk sebuah mesin penyedot debu, dengan tagline "Fire Your Indonesian Maid Now..." atau "Pecat PRT Indonesia Anda sekarang". Kalimat itu untuk menggambarkan bahwa dengan mesin pembersih rumah tersebut, tidak diperlukan PRT. Iklan itu muncul dalam bentuk papan pajangan serta di situs resmi produk itu.

Menurut Tian Chua, anggota parlemen dan Wakil Presiden Partai Keadilan Malaysia, sebagian kalangan di Malaysia memang tidak memiliki kepekaan dalam hal hubungan Indonesia-Malaysia. Bagaimanapun Chua menegaskan, Malaysia dan Indonesia harus berhubungan baik walau sering dilanda berbagai masalah.

Chua pun berharap kunjungan Presiden Jokowi kali ini juga bisa membawa nilai hak asasi dan demokrasi.

"Indonesia sebagai negara yang sudah memiliki budaya politik demokrasi yang dinamis harus menegaskan (kepada Malaysia) bahwa segala bentuk hubungan di negara-negara ASEAN harus berasaskan hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi," kata pendiri media oposisi, Malaysiakini.com, itu.

"Kita sebagai (anggota) ASEAN tidak boleh menepikan nilai-nilai itu. Indonesia sudah membuktikan bahwa dengan majunya demokrasi dan HAM, ekonomi pun bisa berjaya," katanya kepada wartawan BBC Indonesia, Ging Ginanjar.

Implikasi konsep Jokowi

Bagi pengamat masalah internasional Universitas Paramadina, Dinna Wisnu, pilihan ke Malaysia merupakan cerminan bahwa Presiden Jokowi mengutamakan negara-negara kawasan.

"Malaysia, terutama, memang pantas diutamakan, terkait juga berbagai masalah yang kerap muncul, terutama masalah TKI, lalu soal perbatasan, terkait isu kelautan. Malaysia tentu akan memaparkan posisinya," kata Dinna.

Dinna menambahkan, kunjungan Jokowi juga bisa mengundang pertanyaan-pertanyaan terkait konsep Jokowi dan implikasinya terhadap negara-negara tetangga.

"Buat Malaysia, merupakan pertanyaan besar, apakah Indonesia di bawah Jokowi punya niat untuk menambah postur pertahanan. Apakah ini 'cukup aman' buat mereka, apakah mengubah keseimbangan kekuatan."

Tentu pula keberadaan tenaga kerja Indonesia di Malaysia merupakan salah satu yang tak bisa dilupakan dalam hubungan kedua negara.

Data Migrant Workers, sebuah lembaga pembelaan TKI, menunjukkan, di Malaysia, terdapat sekitar 2,1 juta TKI dan hanya 600.000 yang merupakan tenaga kerja resmi. Sisanya, sekitar 1,5 juta adalah pekerja yang tidak terdokumentasi sehingga rentan terhadap tekanan, manipulasi, dan perlakuan buruk.

Namun, ini tidak berarti bahwa iklan pesan penyedot debu yang kontroversial itu akan menjadi pembahasan kedua pemimpin walaupun KBRI di Kuala Lumpur sudah mengajukan pertanyaan resmi kepada Malaysia soal itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com