Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jokowi Hanya Tukang Cap, Dia Enggak Paham atau Enggak Berani?"

Kompas.com - 25/01/2015, 17:37 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Pengamat politik dari Cyrus Network, Hasan Nasbi Batupahat, menilai, Presiden Joko Widodo terlambat memberi batasan pada partai pendukungnya. Menurut Hasan, hal itulah yang membuat Jokowi tersandera dan akhirnya kehilangan kontrol kekuasaannya.

"Jokowi terlambat memberi batasan pada parpol pendukungnya untuk sejauh mana dia bisa mencampuri. Saran boleh, tapi keputusan tetap harus di Jokowi," kata Hasan, dalam sebuah diskusi, di Jakarta Pusat, Minggu (25/1/2015).

Hasan menuturkan, Jokowi dipilih menjadi Presiden karena dianggap mampu membawa harapan dan tidak tersandera oleh kesalahan masa lalu. Dengan alasan itu, kata Hasan, Jokowi seharusnya bisa tegas dari awal bahwa partai pendukungnya tidak boleh intervensi terlalu dalam terkait kebijakan-kebijakan yang akan diambil pemerintah.

Hasan bahkan berani mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi kini diganggu oleh partai pendukungnya sendiri. Ungkapan itu ia lontarkan terkait polemik pemilihan Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. (Baca: Jokowi: KPK dan Polri Harus Diselamatkan)

Posisi yang tidak begitu lazim karena umumnya pemerintah yang berkuasa hanya mendapat gangguan dari kubu oposisi. (Baca: Jokowi dan Parpol Koalisi yang Merongrong)

"Harusnya Jokowi bilang, Anda silakan ikut membangun bangsa ini, tapi jangan bikin repot. Kalau ngerepotin, silakan keluar, atau saya ambil alih partai Anda," ucap Hasan.

Di lokasi yang sama, Koordinator Kontras, Haris Azhar, mengungkapkan, Presiden Jokowi tidak mampu mengendalikan kekuasaannya dan hanya memosisikan diri sebagai petugas partai.

Haris menilai Jokowi tidak memiliki kemampuan sebagai kepala negara dan hal itu ia rujuk dari pernyataan Jokowi di Istana Bogor terkait polemik penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri. (Baca: Jokowi Minta Polri dan KPK untuk Bersikap Obyektif dan Hindari Gesekan)

"Jokowi hanya tukang cap. Jawaban Jokowi di Istana Bogor itu menggambarkan kualitas dia memahami dan mengatasi masalah. Negara ini sedang genting, Jokowi enggak paham atau enggak berani?" pungkas Haris. (Baca: "Pernyataan Jokowi Tidak Lebih Tegas dari Seorang Ketua RT")

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menilai pernyataan Presiden terkait polemik antara Polri dan KPK sudah tegas. Menurut Tedjo, Jokowi telah menggariskan bahwa pemerintah tidak berpihak pada satu di antara dua institusi penegak hukum tersebut. (Baca: Menko Polhukam: Jokowi Sudah Tegas sebagai Kepala Negara)

Presiden mengingatkan agar siapa pun tidak mengintervensi proses hukum yang tengah ditangani oleh KPK maupun Polri. Jokowi meminta agar kedua institusi itu bahu-membahu dalam memberantas korupsi. (Baca: Jokowi: Jangan Ada Intervensi Hukum dari Parpol, Pejabat, dan Saya Sendiri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com