Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Harapan Papua

Kompas.com - 07/01/2015, 07:08 WIB

Oleh Neles Tebay

PRESIDEN Joko Widodo mengadakan kunjungan ke Tanah Papua selama tiga hari, 27-29 Desember 2014. Dia menghadiri perayaan Natal nasional yang diselenggarakan di Jayapura serta bertemu sejumlah pihak di Sentani, Wamena, Sorong, dan Biak.

Suasana kegembiraan mewarnai kunjungan Presiden Jokowi. Tidak terdengar sedikit pun suara-suara sumbang yang menyatakan ketidakpuasan atas kehadirannya.

Presiden Jokowi mempunyai sikap empati dan solidaritas yang luar biasa terhadap rakyat Papua sehingga dia dapat memahami permasalahan mereka.

”Masalah yang ada di Papua tidak hanya berkaitan dengan ekonomi, sosial, atau politik,” kata Presiden Jokowi.

Masalah utama, lanjutnya, adalah ”Tidak adanya saling percaya antara rakyat dan pemimpinnya.”

Tanah yang damai

Inilah suatu pengakuan jujur yang tidak pernah diungkapkan oleh enam presiden sebelumnya. Presiden mengakui bahwa dalam suasana ketidakpercayaan antara satu dan yang lain, masalah apa pun tidak dapat diselesaikan. Dengan demikian, meningkatkan sikap saling percaya di antara sejumlah pihak di Tanah Papua merupakan hal pertama, penting, dan mendesak (urgent) yang perlu dilakukan.

Presiden Jokowi juga mengidentifikasi secara jelas kebutuhan fundamental rakyat Papua. ”Saya melihat rakyat Papua tidak hanya membutuhkan layanan kesehatan. Tidak hanya membutuhkan layanan pendidikan. Tidak hanya membutuhkan pembangunan jalan, jembatan, dan pelabuhan. Namun, rakyat Papua butuh didengarkan, diajak berbicara. Itulah sikap dasar saya dalam membicarakan setiap persoalan yang ada di Papua,” tutur Presiden Jokowi yang disambut dengan tepuk tangan meriah.

Mengapa? Orang Papua menyambut pernyataan ini dengan tepuk tangan meriah karena tidak pernah mendengar kata-kata seperti ini dari semua presiden sebelumnya.

Kegembiraan rakyat bertambah besar ketika mendengar Jokowi sebagai satu-satunya Presiden yang berjanji mengunjungi Papua tiga kali setahun. ”Kalau kurang dari tiga kali,” pintanya, ”coba ingatkan saya, tegur saya, bilang, ’Pak, baru dua kali’, dan nanti saya datang.” Janji Presiden ini membangkitkan harapan dalam hati orang Papua bahwa Presiden Jokowi dalam kunjungannya nanti akan rela mendengarkan curahan hati dan aspirasi mereka.

Tidak seperti presiden-presiden sebelumnya, Jokowi mengakui adanya konflik dan kekerasan yang berlangsung lama di Tanah Papua. Kasus penembakan di Paniai, 8 Desember 2014, hanyalah salah satu dari sekian banyak kekerasan yang terjadi selama ini. Presiden Jokowi menyampaikan rasa penyesalannya dan dukacita terkait kasus penembakan di Paniai dan bertekad untuk menyelesaikan kasus tersebut hingga tuntas.

Jokowi menyampaikan komitmennya untuk mencegah agar kasus penembakan seperti ini tidak terulang lagi di masa depan. ”Yang penting,” harap Presiden, ”kejadian seperti ini jangan terjadi lagi di Papua.” Kekerasan ditolak secara tegas ”Karena”, kata Jokowi, ”yang ingin kita bangun adalah Tanah Papua yang damai.” Dia menekankan pentingnya menemukan dan menyelesaikan akar penyebab dari semua kekerasan ini.

Rakyat Papua kini tahu bahwa Presidennya mempunyai komitmen untuk membangun Papua yang damai. Komitmen ini merupakan suatu bentuk dukungan dan peneguhan terhadap inisiatif masyarakat sipil yang dimotori para pimpinan agama (Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu, dan Buddha) di Papua yang sedang berupaya mewujudkan Papua sebagai Tanah Damai.

Jokowi adalah satu-satunya Presiden Indonesia yang menekankan persatuan dan keterlibatan dari semua pemangku kepentingan dalam membangun Papua yang damai. Presiden mengajak semua pihak, ”Marilah kita bersatu. Yang masih ada di dalam hutan, yang masih berada di atas gunung-gunung, marilah kita bersama-sama membangun Papua tanah yang damai. Marilah kita pelihara saling rasa percaya di antara kita sehingga kita bisa berbicara dengan suasana yang damai dan sejuk.”

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com