Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Pertama Jokowi-Jusuf Kalla, Akankah "Matahari Kembar" Kembali Terbit?

Kompas.com - 02/01/2015, 19:07 WIB
Icha Rastika

Penulis

Pasangan pemberani

Mengenai kinerja keduanya selama dua bulan memerintah, menurut Yunarto, Jokowi-Kalla berani meletakkan pondasi kebijakan mereka pada awal-awal memerintah. Langkah ini, kata dia, berbeda dengan pemerintahan sebelumnya yang cenderung bermain aman dan tebar pesona pada awal masa pemerintahan.

Yunarto mengatakan, Jokowi-Kalla berani mengambil kebijakan yang tidak populis. Misalnya dengan melonggarkan anggaran dari segi fiskal melalui pemangkasan subsidi bahan akar minyak (BBM).

"Ini lingkaran setannya di sini, anggaran pemerintah selama ini terbebani subsidi BBM yang menyebabkan kesulitan-kesulitan berikutnya," ujar Yunarto.

Apalagi, program pemangkasan subsidi BBM ini didukung dengan kebijakan penghematan anggaran lainnya, termasuk penghematan anggaran belanja aparatur negara.
Yunarto berpendapat, langkah Jokowi-Kalla ini sekaligus menjawab tuduhan politik terhadap keduanya yang selama ini dianggap hanya bermodalkan pencitraan.

Tantangan ke depan

Hanya saja, Yunarto mengingatkan Jokowi untuk melakukan evaluasi kabinetnya secara transparan dan berkala. Apalagi, nuansa bagi-bagi kursi kekuasaan begitu terasa dalam pemilihan kabinet Jokowi-Kalla. Menurut dia, tantangan utama bagi Jokowi adalah mengevaluasi para menterinya secara obyektif tanpa perlu berkonsultasi dengan pimpinan partai politik pendukungnya.

"Harus ada rapor kementerian ini yang bisa menjadi jawabaan meskipun awalnya akomodatif, pemilihan kabinet akomodatif, tapi penilaian kinerja oleh presiden tetap independen," kata dia.

Ia pun meminta Jokowi tak ragu mengganti menterinya jika memang hasil evaluasi menunjukkan adanya menteri yang memperoleh rapor merah dalam enam bulan ke depan.

"Tidak harus reshuffle tapi dilakukan evaluasi yang transparan. Kalau ada rapor yang merah ya harus diganti, ya harus dilakukan evaluasi," kata dia.

Selanjutnya, akankah Jokowi-Kalla tetap kompak menghadapi tantangan ke depannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com