Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ingin Cari Korban, Jangan Sampai Malah jadi Korban dan Dicari!"

Kompas.com - 01/01/2015, 10:13 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah lebih 60 jam lebih Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 mengarungi lautan untuk melakukan operasi Search and Rescue (SAR) terhadap korban dari jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

Kapal buatan dalam negeri produksi PT PAL (persero) ini berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Senin (29/12/2014) malam. Pencarian tak selalu seketika mendapatkan hasil. Kenapa? Jawaban sederhana pun muncul: "Karena tim SAR juga harus mengutamakan keselamatan mereka."

Dari awal perjalanan, Komandan KRI Banda Aceh Letnan Kolonel Laut (P) Arief Budiman sudah mewanti-wanti kepada seluruh pasukannya, "Kita mencari korban hilang, jangan sampai malah jadi korban dan dicari."

Kompas.com--reporter Ihsanuddin--ikut dalam KRI Banda Aceh ini melihat langsung seperti apa perintah Arief itu diterjemahkan. Semua pergerakan dilakukan hati-hati dan penuh perhitungan, tidak terburu-buru apalagi grasa-grusu.

Dari awal, KRI Banda Aceh bersama KRI lain yang diterjunkan, diberi waktu cukup lama, yakni 20 hari untuk melakukan pencarian. Waktu tersebut masih fleksibel dan bisa saja diperpanjang lagi jika tanda-tanda pesawat AirAsia belum juga terlihat.

Namun belum satu hari penuh KRI Banda Aceh melakukan perjalanan, tepatnya pada Selasa (30/12/2014) siang, kabar ditemukannya serpihan pesawat berikut korbannya, sudah muncul.

KRI Banda Aceh yang semula masih dalam perjalanannya menuju perairan Belitung Timur, langsung memutar arah menuju perairan Karimata, di Pangkalan Bun. Dalam perjalanan, masih berpuluh-puluh mil jauhnya dari lokasi penemuan, tim TNI AL sudah siap siaga melakukan pencarian.

Dua prajurit disiagakan dengan teropong jarak jauh di sisi kiri dan kanan anjungan kapal. Saat langit sudah gelap, lampu sorot yang juga ada di sisi kiri dan kanan kapal bergerak ke sana kemari untuk mencari apa saja benda yang sekiranya bagian dari pesawat AirAsia.

Namun, hingga kapal tiba di sekitar lokasi penemuan pukul 22.00 WIB, hasilnya masih nihil. Pencarian akan dilanjutkan besok paginya dengan harapan cuaca akan cerah.

Cuaca buruk sepanjang hari

Rabu (31/12/2014), seharusnya menjadi hari yang besar bagi seluruh penumpang KRI Banda Aceh dalam operasi SAR ini. Pencarian besar-besaran akan dilakukan sejak matahari terbit hingga tenggelam kembali. Pemindahan jenazah yang sudah ditemukan, dari kapal ke Pangkalan Bun, juga seharusnya dilakukan.

Dari malam harinya, saya dan beberapa awak media lain yang ikut dalam kapal itu, memutuskan untuk tidur lebih cepat agar bisa mendokumentasikan proses pencarian dan pemindahan ini dengan baik. Para prajurit yang tidak berjaga malam, juga sudah cepat kembali ke kamarnya masing-masing.

AFP PHOTO / BAY ISMOYO Puing-puing mengambang di area yang sama terlihat saat operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di atas Laut Jawa, Selasa (30/12/2014). Puing tersebut masih diselidiki pihak berwenang, apakah terkait pesawat AirAsia yg hilang.
Namun, begitu saya bangun dan menjejakkan kaki keluar kamar, hujan dengan intensitas ringan langsung menyambut. Tiupan angin dan gelombang laut juga cukup besar. Langit di kejauhan tampak berkabut yang membuat jarak pandang lebih pendek. Keadaan cuaca yang tentu saja sedikit menurunkan semangat saya.

Sang pilot helikopter, juga terlihat duduk lemas memandang "sang burung besi" yang harusnya dia terbangkan hari itu. "Kalau cuaca begini terus tidak akan bisa. Jangan sampai kita mau men-SAR orang, malah jadi kita yang di-SAR," kata sang pilot menirukan kurang lebih kata-kata Komandan Arief.

Akhirnya pada hari itu, sembari menunggu cuaca membaik, pencarian dilakukan mengandalkan pandangan dari anjungan darat memakai teropong di kedua sisi kapal. Beberapa barang yang diduga bagian dari pesawat AirAsia seperti kayu, dasi, botol dan baju pelampung ditemukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com