Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu WNI yang Dicegah di Malaysia Diduga Terlibat Sembunyikan Buronan Teroris

Kompas.com - 24/12/2014, 10:46 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu orang dari 12 warga negara Indonesia yang dicegah petugas imigrasi Malaysia untuk menuju ke Suriah, ditetapkan sebagai tersangka. Tersangka MS ditahan karena diduga terlibat menyembunyikan buronan terorisme Dulmatin dan Umar Patek.

"Yang namanya MS yang dulu di Aceh, diproses karena terkait kejahatan yang dulu. Yang bersangkutan menyembunyikan Dulmatin dan Umar Patek," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (24/12/2014).

Sebelumnya dari 12 WNI tersebut, sembilan orang sudah dipulangkan ke daerah masing-masing pada 19 dan 20 Desember 2014. Kemudian terdapat tiga orang yang dimintai keterangannya secara mendalam oleh penyidik di Brimob Kelapa Dua, Depok.

Dari tiga orang tersebut, kata Ronny, satu di antaranya yakni MS ditetapkan menjadi tersangka. Ronny mengatakan, tersangka MS sebelumnya memang sudah pernah dihukum terkait kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan pada 2010 lalu.

Namun, MS terbukti memiliki kasus lain, yakni pernah terlibat dalam menyembunyikan teroris Dulmatin dan Umar Patek. "Mereka seringkali berbuat kasus tidak hanya sekali. Kita bisa buktikan keterlibatan dia untuk kasus yang lain lagi," kata Ronny.

Selain terlibat menyembunyikan Dulmatin dan Umar Patek, MS diduga terlibat dalam pelatihan militer di Ambon. Sementara terkait kelompok Islamic State Iraq Syria (ISIS), Polri belum menemukan dugaan keterlibatan MS dalam kelompok tersebut.

"Kalau bicara ISIS kita belum punya. Yang kita tangani perbuatan pidana baik sebelum maupun yang akan. Jadi kasus yang lalu," ucap Ronny.

Sebelumnya, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jendral Badrodin Haiti menyebut satu dari 12 Warga Negara Indonesia yang dicegah petugas imigrasi Malaysia untuk menuju ke Suriah, adalah mantan narapidana kasus terorisme.

"Ada salah satunya mantan (narapidana) yang baru keluar (penjara) karena kasus terorisme," ujar Badrodin Selasa (16/12/2014).

Badrodin mengatakan, meskipun salah satu dari 12 WNI tersebut adalah mantan narapidana, namun dia belum bisa memastikan maksud dan tujuan mereka ke Suriah dalam rangka kegiatan terorisme atau bukan.

Sebab mereka berangkat dari Indonesia menuju Suriah dengan menggunakan dokumen resmi. "Tujuannya ke mana dan latar belakang orang ini siapa tidak terdeteksi. Oleh karena itu kita diberi waktu penyelidikan satu pekan apa ada hal yang mengkaitkan ke pidana akan diproses kalau tidak ya hanya pencegahan," ujar Badrodin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com