Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Minta Kepala Daerah Tetap Bayar Biaya Percetakan Buku Kurikulum 2013

Kompas.com - 13/12/2014, 16:14 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan telah mengirimkan surat kepada seluruh gubernur, bupati, dan wali kota untuk tetap membayar buku-buku Kurikulum 2013 yang mereka terima dari perusahaan percetakan sesuai dengan kontrak kesepakatan. Menurut Anies, revisi Kurikulum 2013 tidak menghentikan proses percetakan buku-buku.

"Jadi percetakan jangan khawatir karena sekolah wajib membayar sesuai dengan jumlah buku yang diterima, lalu kontrak-kontrak jalan terus," kata Anies di Jakarta, Sabtu (13/12/2014).

Ia meminta komitmen dalam kontrak dengan perusahaan percetakan tetap dijalankan. Ia tak mempermasalahkan jika percetakan terus mencetak buku Kurikulum 2013 lalu mengirimkannya ke sekolah-sekolah. Menurut Anies, buku-buku Kurikulum 2013 yang sudah terlanjur dicetak masih bisa dimanfaatkan di perpustakaan.

"Begitu sekolahnya nanti sudah siap (terapkan Kurikulum 2013), itu bisa dipakai. Dengan begitu bisa jalan terus dan bermanfaat," ucap dia.

Di samping itu, Anies mengimbau kepala dinas di daerah untuk tidak mengkhawatirkan aspek administrasi anggaran jika Kurikulum 2013 ini diberhentikan sementara.

Di lain pihak, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti, mengungkapkan adanya penolakan di sejumlah daerah atas kebijakan Aniesa yang merevisi Kurikulum 2013. Menurut dia, ada kepala dinas pendidikan di Provinsi Batam dan di beberapa kabupaten di Jawa Timur yang memaksa sekolah-sekolah untuk tetap melaksanakan Kurikulum tersebut.

Retno mengatakan, kepala dinas di daerah itu memaksakan penerapan Kurikulum 2013 dengan alasan takut APBD yang sudah dianggarkan sekian miliar untuk pendidikan dengan Kurikulum 2013 tidak terealisasi.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan percetakan yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) mengancam akan mempolisikan Anies terkait kebijakan revisi Kurikulum 2013 ini. Pihak percetakan merasa dirugikan karena mereka sudah terlanjur mencetak buku Kurikulum 2013 sesuai dengan pemesanan sekolah-sekolah. Pemesanan buku dilakukan secara langsung oleh sekolah melalui e-katalog pada percetakan.

Menurut Ketua Umum PPGI Jimmy Juneanto, jumlah buku yang dipesan oleh sekolah-sekolah pada semester pertama tahun ajaran 2014/2015 mencapai 245 juta eksemplar dengan nominal Rp 3,1 triliun. Untuk semester kedua, buku yang dipesan sebanyak 267 juta eksemplar dengan nilai Rp 1,9 triliun.

Penyaluran buku untuk semester I mencapai 95 persen, sementara yang sudah dibayar baru 48 persen. Untuk semester kedua, kata Jimmy, baru 60 persen, yang disalurkan dan belum dibayar sama sekali.

Menurut data yang diperoleh Anies, masih ada sekolah yang belum memperoleh buku Kurikulum 2013 semester I. Untuk semester II, ia mengatakan, ada kepala daerah yang belum menandatangani kontrak dengan percetakan.

"Di sini kita saksikan banyak daerah yang belum melakukan kontrak tapi yang kita ketahui hanya sudah kontrak atau belum. Kemudian kita putuskan berhentikan dulu, bereskan ini, perintah evaluasi Kurikulumnya ada di dalam PP yang dibuat Pak Menteri Nuh," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com