Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Politik Ungkap Tiga Faksi yang "Eksis" di Partai Golkar

Kompas.com - 29/11/2014, 18:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Poltracking Institute Hanta Yudha AR menilai potensi perpecahan di Partai Golkar akan semakin meluas jika partai berlambang beringin itu tidak mengatasi pertentangan antar-faksi yang ada di tubuh partai. Pertentangan antar-faksi, menurut Hanta, memang sudah menjadi bagian dari perjalanan Partai Golkar sejak era reformasi dimulai.

Untuk saat ini, Hanta memaparkan, setidaknya ada tiga faksi yang masih eksis di Golkar. Faksi pertama adalah faksi struktural pimpinan Aburizal Bakrie yang memang Ketua Umum Partai Golkar.

Sedangkan di luar struktural, masih ada dua faksi lain, yang menariknya pernah bersaing untuk menjadi ketua umum Partai Golkar pada 2004 silam. Dua faksi itu adalah faksi semi struktural pimpinan Akbar Tandjung yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar dan faksi kultural pimpinan mantan ketua umum Jusuf Kalla.

Apabila ketiga faksi tidak bisa disatukan, Hanta memperkirakan Golkar akan kehilangan "gigi" pada pelaksanaan pemilihan presiden dan legislatif yang dilaksanakan secara serentak pada 2019 mendatang.

"Untuk mencegah perpecahan itu, maka pelaksanaan munas yang diterima semua faksi akan menjadi ring tinju arena pertarungan yang sebenarnya," kata Hanta di Jakarta, Sabtu (29/11/2014).

Hanta melanjutkan, Partai Golkar memang beberapa kali mengalami perpecahan yang kemudian melahirkan partai baru. Dalam pemilihan legislatif 2014 misalnya, tercatat ada tiga partai peserta pemilu yang lahir dari 'rahim' Partai Golkar. Partai tersebut adalah Partai Nasdem, Partai Gerindra dan Partai Hanura.

Jika dihitung sejak era reformasi, maka akan lebih banyak lagi partai yang terbilang lahir dari Partai Golkar. Misalnya saja Partai Kedaulatan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pimpinan Edi Sudrajat, Partai MKGR pimpinan Mien Sugandhi, dan Partai Karya Peduli Bangsa yang bahkan mendeklarasikan putri Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut, sebagai calon presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Nasional
[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

Nasional
Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Nasional
124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

Nasional
Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Nasional
Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Nasional
Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan 'Trauma Healing' dan Restitusi

Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan "Trauma Healing" dan Restitusi

Nasional
SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

Nasional
Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Nasional
SYL Pesan 'Wine' saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

SYL Pesan "Wine" saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

Nasional
Kementan Kerap Tanggung Biaya Makan Bersama SYL dan Eselon I

Kementan Kerap Tanggung Biaya Makan Bersama SYL dan Eselon I

Nasional
Draf Revisi UU Polri: Perpanjangan Usia Pensiun Jenderal Polisi Ditetapkan dengan Keputusan Presiden

Draf Revisi UU Polri: Perpanjangan Usia Pensiun Jenderal Polisi Ditetapkan dengan Keputusan Presiden

Nasional
Bayar Cicilan Apartemen Biduanita Nayunda, SYL: Saya Merasa Berutang Budi

Bayar Cicilan Apartemen Biduanita Nayunda, SYL: Saya Merasa Berutang Budi

Nasional
Kehadirannya Sempat Buat Ricuh di MK, Seorang Saksi Mengaku Tambah Ratusan Suara PAN di Kalsel

Kehadirannya Sempat Buat Ricuh di MK, Seorang Saksi Mengaku Tambah Ratusan Suara PAN di Kalsel

Nasional
Gerindra: Negara Rugi jika TNI-Polri Pensiun di Usia 58 Tahun

Gerindra: Negara Rugi jika TNI-Polri Pensiun di Usia 58 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com