Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Cara Jokowi Berbahasa

Kompas.com - 12/11/2014, 09:22 WIB

Catatan Kaki Jodhi Yudono

"Excellencies, distinguished guests, ladies and gentlemen, and CEOs, good morning.

First, on behalf of the Indonesian Government and the people of Indonesia, i would like to thank you for coming to my presentation. Today, i am happy, i am very happy, to be with you, because you know i was a businessman years ago. So, this morning, i am very happy because we can talk about business, about investment with all of you."

Itulah kalimat pembuka saat Jokowi hendak mempresentasikan potensi bisnis Indonesia kepada para CEO se-Asia Pasifik pada APEC 2014 yang berlangsung di Beijing, Senin (10/11/2014). Lugas, sederhana, dan berterus terang.

Begitulah cara Jokowi berbahasa, menggunakan cara dari definisi bahasa yang paling sederhana, yakni menyampaikan pesan yang terlintas di dalam hati untuk berinteraksi guna menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, dan perasaan.

Selanjutnya, Jokowi langsung menampilkan peta Indonesia. Begini katanya, "The picture shows you our map of Indonesia. We have a population of 240 million and the distance is like from London in UK to Istanbul in Turkey. And imagine, we have 17.000 islands, 17.000 islands."

Sepanjang pidatonya, nyaris tak ada bumbu-bumbu basa-basi, kecuali saat dirinya menunjuk sebuah foto jamuan makan di mana dia berada dalam foto itu saat sedang bernegosiasi dengan para pemilik tanah yang dilewati jalan tol lingkar luar Jakarta.

"Itu saya," kata Jokowi lugu yang disambut tawa hadirin.

"Ah, this is me. I invite them and then we talk about the problem. Four times. Four times meeting. And the problem is cleared. And now the toll road has been used (starting) 7 month ago."

Menyaksikan cara Jokowi bicara, saya jadi teringat saudara-saudara kita dari masyarakat Samin atau Sedulur Sikep di daerah Pati, Jawa Tengah.

Kala itu, saya datang bertamu di keluarga Mbah Sampir, salah seorang tokoh Sedulur Sikep. Sayang disayang, Mbah Sampir ternyata tak sedang di rumah. Sebagai gantinya, istri, anak, cucu, menantu, dan saudara Mbah Sampir lainnya yang membentuk puak di sekitar rumah tokoh Sedulur Sikep itu menyambut kami dengan hangat.

Saya cukup terrkejut saat seorang anak kecil menyalami dan menatap mata saya dengan percaya diri. Lalu, katanya, "Sopo aranmu, seko ndi asalmu, opo butuhmu, rak podo seger kewarasan to?"

Saya tidak menduga bakal mendapatkan pertanyaan menyangkut nama, asal saya, apa keperluan saya, dan diakhiri dengan doa keselamatan, dari anak desa umur 10 tahun. Dia sangat berterus terang, efektif, bertanya seperlunya saja, tetapi tidak menghilangkan sisi kemanusiaannya dengan bertanya tentang kesehatan.

Biasanya, setelah acara perkenalan berlangsung, warga Samin atau Sedulur Sikep akan melanjutkan perbincangan yang disebut sambung butuh. Artinya, kedua belah pihak akan mengutarakan kebutuhannya masing-masing agar bisa tersambung.

Jadi, tak ada yang sia-sia dalam pertemuan tersebut. Semuanya berlangsung secara jelas, fokus, dan memuaskan kedua pihak. Nah, setelah acara sambung butuh usai, barulah menikmati jamuan yang dihidangkan oleh anggota puak keluarga Samin yang biasanya berkumpul dalam satu lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com