"Jokowi berbicara di CEO Summit dengan menggunakan bahasa Inggris yang sederhana dan baik, tanpa catatan, menggunakan pointer sendiri, dan menggendalikan ppt (Power Point), fokus pada kesempatan berinvestasi. @APEC_CEOsummit," kicau Presiden East-West Center, Charles E Morrison, melalui akun Twitter-nya, @charmorrison.
Renne Kawilarang, seorang jurnalis online, juga memuji keberanian Presiden Jokowi tersebut.
"Dengan bahasa Inggris logat Jowo, Presiden Jokowi berani pidato tanpa teks di depan 1.500 CEO dunia di KTT APEC :)," kicau @binyoscouser.
Seorang bloger Kompasiana, Blontank Poer, menyebut Presiden Jokowi bukanlah berpidato, melainkan menyampaikan presentasi.
"Yang lain pidato, pak presiden memilih metode presentasi...," kata @blontankpoer.
Sementara itu, penulis buku Anak Dusun Keliling Dunia, I Made Andi Arsana, menyampaikan sisi menarik Presiden Jokowi dalam berbahasa Inggris.
"6. Yg menarik, Pak Jokowi tdk merasa perlu menginggris2kan diri. Ini mirip org India yg nyaman dg logat sendiri. PD! #PresentasiJokowi," kicau @madeandi.
Di samping yang memuji, tentu ada juga yang mengkritisi. Politisi Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, menyindir penampilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Beijing, Tiongkok. Menurut dia, penampilan Jokowi justru lebih mirip seorang pedagang yang tengah memperkenalkan produknya dibandingkan seorang kepala negara.
"Mengomentari penampilan Jokowi, saya sulit sekali karena yang tampil itu sebagai presiden atau kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)?" kata Desmond di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Ya, ya... Jokowi bukanlah representasi dari seorang politikus yang sedang berpidato. Bahasa Jokowi tak dirancang agar terkesan terhormat seperti yang pernah ditulis oleh penulis novel dan jurnalis asal Inggris, George Orwell, "Bahasa politik ... dirancang untuk membuat kebohongan agar terdengar jujur, pembunuhan terkesan terhormat, serta untuk memberikan pencitraan yang elegan."
Seperti yang diakuinya pada awal presentasi, Jokowi adalah saudagar yang kemudian menjadi wali kota, gubernur, dan akhirnya presiden. Sebagai seorang pengusaha, dia tahu betul sedang berhadapan dengan para pembeli. Itulah sebabnya, dia hanya perlu menyampaikan fakta dagangannya secara jujur. Sebab, pengalaman telah mengajarkan kepadanya bahwa pembeli selalu tertarik dengan pedagang yang jujur.
Apa pun yang diucapkan oleh Jokowi adalah bahasa miliknya yang genuine, yang khas, murni dan tak dibuat-buat.
Bahasa adalah bagaimana kita berbicara atau berkata-kata agar dimengerti pihak lain. Para CEO itu tampaknya mengerti benar apa yang dikatakan oleh Jokowi. Jika ada kurang dalam bertata bahasa, maklumlah, sebab Jokowi berkata-kata dalam bahasa Inggris, bahasa yang oleh penerima Nobel Sastra tahun 1992 Derek Walcott dikatakan sebagai bukan milik siapa pun. Ia adalah milik dunia imajinasi, milik bahasa itu sendiri.
@JodhiY
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.