"Saya bilang ke Pak SBY, 'Pak gimana kalau nanti kita buat kuis hitung-hitungan. Misalnya, pesawat dari Ngurah Rai bawa sekian penumpang, kemudian transit di kota X turunkan sekian penumpang, naik lagi sekian, tapi ujungnya saya kasih pertanyaan berapa nomor sepatu Bapak'," cerita Tiya.
Ketika itu, SBY justru tertawa dan mendukung niat jahil Tiya. "Bapak bilang, 'Ini rahasia berdua ya'. Saya pegang, iya Pak ini janji saya dengan presiden saya," kata Tiya, yang pernah menjadi pembaca berita TVRI.
SBY pun langsung meminta ajudannya untuk membelikannya sepatu untuk ditunjukkan kepada para tamu negara dalam kuis itu. Saat niat jahil itu dilakukan, para duta besar pun sibuk mencatat dan menjumlahkan angka-angka yang dilontarkan Tiya.
"Saya langsung bilang berapa ukuran sepatu Pak SBY? Ketawa terpingkal-pingkal mereka. Saya lihat Pak SBY puas sekali tertawanya karena rencana kami berhasil. So much fun," kenang Tiya.
Tak hanya itu, Tiya menilai SBY adalah sosok yang sangat memperhatikan hal kecil. Suatu saat, ketika dia membawakan sebuah acara, ada titipan pesan dari pemerintahan kota setempat bahwa akan ada festival budaya. Salah satu acaranya adalah wayang kulit dan wayang orang.
"Saya bacanya wayang kulit orang. Kamu enggak merasa ada yang aneh kan? Saya juga. Tapi kok saya lihat Pak SBY itu ketawa terus. Besoknya, ajudan presiden bilang kemarin saya salah sebut, jadi Pak SBY geli membayangkan ada wayang dari kulit orang," katanya sambil tertawa lepas.
Belajar banyak hal
Dengan merasakan gaya kepemimpinan lima presiden yang berbeda-beda, Tiya mengaku belajar banyak hal. Kemampuannya untuk menjadi seorang MC pun semakin terasah.
Lantaran berlatar belakang sebagai seorang jurnalis yang mulai meniti karir dari lapangan, Tiya merasa semakin lengkap sebagai seorang MC yang tangguh dan mudah beradaptasi.
"Saya bersyukur atas apa yang saya dapatkan sekarang ini. Masuk ke dalam istana, bekerja sama dengan banyak presiden, tentu membanggakan," kata dia.
Tiya mengaku bukan kepuasan materi yang didapatnya dari belasan tahun berkarir sebagai MC. Tetapi, pengalaman yang tak tergantikan. Meski sudah cukup lama menjalani karir sebagai pembawa acara, Tiya menyatakan belum akan berhenti dari pekerjaannya itu.
"Karena saya itu intinya dibawa enjoy saja, jadi pekerjaan pun jadi terasa menyenangkan. Ini kuncinya," kata Tiya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.