JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Persatuan Pembangunan, Djan Faridz, terlihat mengunjungi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014). Kunjungan Djan Faridz itu berdekatan dengan waktu pertemuan Megawati dengan para pimpinan MPR.
Pimpinan MPR datang untuk mengantarkan undangan pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden.
Tak diketahui, pukul berapa tepatnya Djan Faridz tiba di kediaman Megawati. Namun, dia terlihat meninggalkan rumah Presiden ke-5 itu sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, awak media sudah berkumpul untuk menunggu kedatangan pimpinan MPR yang dijadwalkan tiba pukul 11.30 WIB.
Djan Faridz yang dikenal berada dalam kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali itu langsung buru-buru masuk ke dalam mobilnya yang sudah menunggu di luar pagar. Dia enggan berkomentar kepada media.
Wakil Sekjen DPP PDI-P Ahmad Basarah yang juga berada di rumah Megawati, ketika dikonfirmasi, mengatakan, kunjungan Djan Faridz tersebut menunjukkan salah satu niat baik PPP untuk melakukan pendekatan.
"Namun, (Djan Faridz) tadi tidak ketemu Ibu Mega. Ketemu saya dan Wasekjen (Hasto Kristiyanto)," ujar Basarah.
Pada Rabu (15/10/2014) sekitar pukul 20.00, Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair menemui Jokowi di kediamannya di Jalan Samsul Rizal, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan ke rumah Jokowi tersebut, KH Maimoen didampingi Ketua DPP PPP Achmad Farial. Tampak juga di sana, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Seusai pertemuan sekitar 1 jam tersebut, Jokowi tampak menuntun KH Maimoen masuk ke dalam mobil Alphard B 1065 RFY, menutupkan pintu mobil, dan mengucapkan salam. Baik KH Maimoen maupun Achmad Farial tidak memberikan keterangan kepada pers.
Sementara itu, Jokowi, saat ditanya pers, mengungkapkan, kedatangan Mbah Moen tersebut pada awalnya hanya ingin menanyakan jadwal pelantikan dirinya. Selanjutnya, KH Maimoen juga menceritakan soal muktamar versi Romahurmuziy dan Suryadharma Ali. Namun, Jokowi mengatakan tidak mau ikut campur urusan internal PPP.
Saat ditanya apakah kedatangan KH Maimoen tersebut bermakna bahwa PPP akan merapat ke Koalisi Indonesia Hebat, Jokowi tidak menjawab lugas. ”Iya, insya Allah, sinyal kedekatan saya dengan PPP semakin kuat,” ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.