Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Jangan Lari dari Tanggung Jawab Selesaikan Seleksi Pimpinan KPK

Kompas.com - 15/10/2014, 20:05 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menerima dua nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dari Panitia Seleksi Calon pimpinan KPK untuk kemudian menyerahkannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat. ICW menilai, SBY sedianya tidak melepas tanggung jawabnya untuk segera menyelesaikan proses seleksi capim KPK dalam sisa masa tugasnya.

"Muncul kesan SBY mulai lepas tanggung jawab dalam jabatannya sebagai Presiden, padahal masa jabatan Presiden SBY hanya tinggal lima hari lagi. Sisa masa jabatan yang hanya tinggal hitungan hari tersebut seharusnya menjadi pertimbangan Presiden SBY untuk merespons cepat hasil seleksi Pansel Capim KPK," kata Wakil Koordinator Badan Pekerja ICW Agus Sunaryanto melalui siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (15/10/2014).

Agus mengatakan, jika merujuk pada jadwal yang ditetapkan, Pansel sedianya menyerahkan dua nama tersebut kepada Presiden SBY pada 13 Oktober lalu. Namun, rencana itu batal karena padatnya acara presiden pada hari itu. Hingga kini, belum ada kejelasan kapan jadwal ulang Pansel menyerahkan dua nama capim KPK kepada Presiden. Menurut dia, alasan padatnya agenda Presiden tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Dan rasanya kurang logis jika melihat di penghujung masa jabatannya, ia malah mementingkan agenda yang sifatnya seremonial dan pribadi dibandingkan isu strategi seperti pemilihan capim KPK, misalnya acara pisah sambut presiden lama dan baru, mau pun acara jumpa fans atau Kopi Darat di Yogyakarta," sambung Agus.

Ia menilai, langkah Presiden yang belum juga menerima dua nama capim KPK dari Pansel ini berpotensi menimbulkan kecurigaan publik. Bisa jadi, menurut dia, muncul kecurigaan jika dua nama yang diusulkan Pansel tidak sesuai dengan keinginan Presiden sehingga ada upaya untuk mengulur-ulur waktu.

Selain itu, ICW menilai langkah Presiden ini memperlihatkan sikapnya yang tidak konsisten. Di satu sisi, Presiden membentuk Pansel Capim KPK agar tidak terjadi kekosongan kursi pimpinan KPK, namun kini Presiden seolah mengulur-ulur waktu proses seleksi capim KPK pengganti Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas. Masa jabatan Busyro akan berakhir pada Desember mendatang.

"Apa yang dilakukan Presiden SBY akan melahirkan risiko yang cukup serius. Dengan berakhirnya masa jabatan Busyro Muqoddas 17 Desember 2014 nanti berarti waktu yang tersisa dipastikan sangat pendek atau sekitar dua bulan bagi pemerintah dan DPR untuk segera menetapkan satu nama pimpinan KPK pengganti Busyro Muqodas," papar Agus.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, lanjut Agus, proses pembahasan capim KPK di DPR memerlukan waktu cukup lama. ICW khawatir proses pemilihan capim KPK melebihi tenggat waktu yang ditentukan.

"Alhasil pemilihan capim KPK dipastikan dapat melebihi tenggat waktu Desember 2014 ini, dan pastinya ada kekosongan di pimpinan KPK, selama dua bulan atau bahkan lebih," kata dia.

Kondisi ini dikhawatirkan bisa menjadi celah bagi koruptor unruk menyerang balik KPK.

"Pada akhirnya publik akan mengenang SBY sebagai presiden yang tidak punya komitmen dalam upaya pemberantasan korupsi dan menjadi bagian pelemahan terhadap KPK," sambung Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

Nasional
Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Nasional
Korban Judi 'Online' Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Korban Judi "Online" Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Nasional
Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Nasional
Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Nasional
Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Nasional
Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Nasional
Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Nasional
Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Nasional
Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Nasional
Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Nasional
Momen Jokowi 'Ngevlog' Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Momen Jokowi "Ngevlog" Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Nasional
Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Nasional
Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com