Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Siap Ungkapkan Peran Ibas dalam Beberapa Proyek Nazaruddin

Kompas.com - 10/10/2014, 18:40 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum siap mengungkapkan apa yang dia ketahui soal Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) jika Komisi Pemberantasan Korupsi mengonfirmasikan tudingan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin terhadap Ibas.

Nazaruddin menyebut Ibas menerima jutaan dollar AS dari sejumlah proyek, di antaranya proyek wisma atlet dan proyek di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Nazaruddin juga menyebut Anas tahu soal dugaan aliran dana tersebut dan bersedia untuk membongkarnya.

"Jika KPK memang berani menyidik Mas Ibas, tentu sebagai warga negara yang baik jika nanti ditanya oleh KPK tentang apa yang disampaikan Nazaruddin soal Mas Ibas, ya Mas Anas akan menyampaikan apa yang diketahui apa adanya," kata pengacara Anas, Handika Honggowongso, melalui pesan singkat, Jumat (10/10/2014).

Handika berharap dugaan aliran dana ke Ibas bisa menjadi terang dan tidak sekadar isu yang berbau fitnah. Handika menyebut ada kepentingan yang sama antara Nazaruddin dan Anas, yakni mengungkapkan kebenaran untuk memperoleh keadilan.

"Ingatkah kata Mas Anas dulu bahwa sekarang karma sedang berjalan mencari takdirnya sendiri," sambung dia.

Handika juga mempertanyakan sejauh mana nyali KPK untuk menyentuh lingkaran Cikeas.

Diberitakan sebelumnya, Nazaruddin menyampaikan bahwa dugaan aliran dana ke Ibas diketahui dirinya selaku Bendahara Umum Demorat ketika itu dan Anas selaku Ketua Umum Demokrat saat itu. Nazaruddin mengatakan bahwa Ibas menerima uang di sejumlah tempat, antara lain di ruangan dia di Gedung DPR, dan di kawasan Ciasem. Mantan anggota DPR ini juga mengaku pernah diperintah Ibas untuk mengambil uang dari menteri ESDM sebelum Jero Wacik.

"Ada juga ketika saya suruh ngambil duit untuk kas DPP. Jadi, (ada) banyak. Nanti (diinformasikan juga soal) banyak proyek, banyak penerimaan," ucap Nazar.

Seusai diperiksa oleh KPK pada Kamis (9/10/2014) malam, Nazaruddin mengaku sudah menyampaikan soal aliran uang terkait Ibas tersebut kepada tim penyidik. Nazar mengaku telah menyampaikan secara detail mengenai lokasi ketika Ibas menerima uang terkait proyek wisma atlet. (Baca: Nazaruddin Sebut Ibas Juga Terima 450.000 Dollar AS Terkait Wisma Atlet)

Dia juga menuding Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menerima uang miliaran rupiah terkait wisma atlet SEA Games Palembang. Mengenai tudingan Nazaruddin terhadap Ibas, Sekretaris DPP Partai Demokrat Farhan Effendy membantahnya. Dia menyebut omongan Nazaruddin ngawur alias tidak bisa dipercaya.

Farhan juga mengira KPK paham bahwa ucapan Nazaruddin tersebut hanya untuk kepentingan politiknya.

"Itu omongannya orang ngelantur, ngaco. Memfitnah orang kok tak henti-henti. Mungkin Nazaruddin lelah merasai nasibnya dipenjara. Mungkin juga dia kecewa dengan keadaan dan nasib yang menimpanya sehingga membual semaunya. Tidak ada petir dan hujan, tiba-tiba mengobral komentar semau-maunya," kata Effendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com