Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY dan Ibas Disebut Dalang di Balik Pilkada melalui DPRD

Kompas.com - 28/09/2014, 19:08 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), disebut sebagai dalang di balik pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang menyetujui mekanisme pemilihan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menilai, SBY dan Ibas selaku petinggi Partai Demokrat sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas lolosnya RUU tersebut. "SBY sendiri dalangnya dengan anaknya yang bernama Ibas. Cari di dalam diri anakmu, di situ dalang terbesar pilkada langsung," kata Ray dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (29/9/2014).

Menurut Ray, pernyataan SBY yang mengaku kecewa atas putusan rapat paripurna yang mengesahkan RUU tersebut hanya drama yang dimainkan. Terlebih lagi, SBY berkata seolah tidak terlibat dalam keputusan anggota Fraksi Demokrat yang walkout dari rapat paripurna penentu RUU Pilkada tersebut.

Sebagian besar anggota Fraksi Demokrat walkout dalam rapat paripurna dengan dalih bahwa opsi ketiganya, yakni pilkada langsung dengan 10 syarat, tak diakomodasi secara penuh dalam draf RUU itu. Dia menilai, jika SBY benar mendukung pilkada langsung, sedianya dia memerintahkan anggota Fraksi Demokrat untuk mementingkan pilkada langsungnya ketimbang 10 syarat.

"Kalau SBY dukung pilkada langsung dengan tulus, mestinya yang didukung dulu pilkada langsungnya baru mendesak 10 poin itu. Tapi, ini justru desak 10 poin dengan mengesampingkan pilkada langsungnya. Demokrat dari awal mendahulukan cabang dan membuang batangnya," tutur Ray.

Mantan Koordiantor Wahana Lingkungan Hidup, Chalid Muhammad, menilai, SBY selaku presiden sebenarnya memiliki wewenang untuk mencabut usulan pilkada melalui DPRD. Usulan pilkada tak langsung tersebut berawal dari pemerintah. Chalid juga menilai keputusan Demokrat untuk walkout dari rapat paripurna tersebut memang sudah direncanakan sejak awal.

"Rommy katakan, 'Saya malah bingung kenapa PDI-P kaget wong kami sudah duga'. Koalisi Merah Putih itu tahu betul ke arah mana jangkar akan dibuang," ujar dia.

Mengenai peran Ibas, Ray menilai mustahil jika Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang juga anggota DPR ini tidak berkomunikasi dengan ayahnya selama rapat paripurna. Ray juga menilai Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf berkomunikasi dengan SBY selama pengambilan keputusan dalam rapat paripurna meskipun SBY tengah berada di luar negeri.

"Mereka bisa pakai BBM untuk konsultasi apakah sikap kita tetap bertahan atau walkout karena harus diingat mayoritas anggota Demokrat tidak tahu keputusan walkout itu," ucap Ray.

Seperti diketahui, RUU Pilkada dengan model pemilihan melalui DPRD disahkan dalam forum rapat paripurna, Jumat dini hari tadi, melalui voting yang dimenangkan oleh Koalisi Merah Putih. Sebelum voting dilakukan, Demokrat walkout dengan dalih bahwa opsi ketiganya, yakni pilkada langsung dengan 10 syarat, tak diakomodasi secara penuh dalam draf RUU itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com